Potret wajah dalam lukisan berbahan rempah dan lumpur
Bandung.merdeka.com - Dengan menggunakan bahan dasar yang berasal dari alam seperti berbagai jenis rempah, lumpur, serta air, seniman Tisna Sanjaya menuangkan kemampuan. Lewat dua buah kanvas berukuran 3x4 meter, ia melukis rupa-rupa wajah manusia.
Menjadikan Asia Afrika tepatnya disamping Gedung Merdeka sebagai saksi dari aksi yang dilakukan seniman asli Kota Kembang ini, ia berhasil mencuri perhatian warga sekitar yang tengah berlalu lalang mengabiskan waktu berliburnya di Kota Kembang.
Mengenakan celemek berwarna coklat, pria berambut keriting ini memulai aksinya pukul 10.00 WIB, Minggu (31/12). Selama 24 jam Tisna akan mengisi penuh kanvas putih itu dengan guratan-guratan warna yang diolah dari bahan dasar alam.
"Ya, saya pakai bahan baku untuk pewarna ini dari alam. Seperti tanah dan lumpur ini dari Cigondewah, air Citarum Cikapundung, rempah dikirim dari Yogyakarta dan pasar baru," ujar Tisna kepada Merdeka Bandung, Senin (1/1).
Penggunaan bahan-bahan ini, kata Tisna, menjadi representasi siapa kita dan bagaimana kita beriteraksi dan menjaga alam raya ini. Ini menjadi cerminan perihal lestari ataupun rusaknya alam memperlihatkan wajah kita sebagai manusia saat ini.
"Makanya yang muncul dalam kanvas ini adalah potret kita. Biar menjadi representasi gimana alam rusak atau tidak itu kan bagaimana manusianya," tutur dia.
Mengusung tema 'Sketsa Akhir dan Awal Tahun', Tisna berupaya melibatkan warga sekitar dalam perupaan wajah yang dilakukannya. Mereka yang mendekat lalu diajak berinteraksi dan setelah wajah dilukis oleh Tisna, tak lupa dibubuhkan nama dari mereka yang wajahnya menjadi objek lukisannya.
Melukis pada momen pergantian tahun ini, kata Tisna, ia berupaya untuk menggambarkan potret kehidupan saat ini dan harapan pada masa akan datang.
"Masa lalu ini sebagai pertemuan yang banyak saya temukan dari gagasan warga yang menyumbang masa depan, dan ini merupakan pertemuan dari publik. Untuk selanjutnya saya ekspresikan dengan masa depan, setelah berdialog dengan etnik latar belakang, agama , pendidikan, yang berbeda dan memberikan gambaran masa depan," tutup Tisna.