Seniman dan model galang dana buat korban bencana Sumedang dan Garut

Oleh Mohammad Taufik pada 02 Oktober 2016, 04:49 WIB

Bandung.merdeka.com - Sejumlah seniman Bandung melakukan penggalangan dana untuk korban bencana Sumedang dan Garut, Jawa Barat. Penggalangan dana dilakukan dengan cara unik, yakni lewat konser musik hingga foto model di halaman Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK), Jalan Naripan, Bandung, Sabtu (1/10).

Konser musik dilakukan di trotoar yang menghadap jalan. Di sekitar lokasi konser terdapat kotak-kotak terbuat dari kardus bertuliskan 'Solidaritas Banjir'. Melalui kotak tersebut para pengguna jalan diharapkan memasukkan uang sumbangan seikhlasnya.

Selain itu, di tengah Jalan Naripan para model yang berdandan memakai busana pengantin, kebaya, dan busana kontemporer membawa kotak amal untuk disodorkan ke kendaraan yang melintas di jalan tersebut.

Dana sumbangan masyarakat hasil solidaritas yang digagas seniman Martha Topeng itu akan diserahkan langsung kepada korban longsor Sumedang dan korban banjir bandang Garut.

Untuk menggalang dana solidaritas, Martha Topeng mengajak para seniman antara lain Komunitas Pengamen Jalanan (KPJ), Komunitas Perkusi USBP, Titik 0 Fotografer, komunitas seni rupa, komunitas sastra dan lain-lain.

Penggalangan dana ala komunitas itu mendapat apresiasi dari Original Rekor Indonesia Award.

"Kita apresiasi gagasan seniman Bandung untuk menggalang bantuan bagi korban bencana alam dengan cara menggalang banyak komunitas. Harapan kami dengan adanya acara ini dapat membantu rekan kita yang dalam musibah sekaligus mendorong gerakan serupa di Indonesia," kata Direktur ORI Agung Elvianto, dalam sambutan pemberian penghargaan ORI kepada seniman Martha Topeng sebagai penggagas solidaritas.

Iwan Palsu, salah seorang seniman yang turut menyumbangkan lagu untuk acara solidaritas tersebut, mengatakan bencana yang menimpa warga Sumedang dan Garut membutuhkan solidaritas banyak pihak.

Ia mengaku sudah mengunjungi korban bencana Sumedang dan Garut. Para korban bencana membutuhkan banyak keperluan hidup antara lain pakaian balita, keperluan perempuan dewasa, obat-obatan, tempat tidur, gas, tikar, selimut, pemulihan mental, hingga hiburan.

"Rumah mereka rata dengan tanah, mental mereka harus dipulihkan jangan dibiarkan terus down," ujar Iwan.

Menurut dia, baik masyarakat Sumedang maupun masyarakat Garut sama-sama membutuhkan bantuan. Ia berharap bantuan didistribusikan secara merata.