Bandung Slackline, komunitas yang berjalan di atas tali
Bandung.merdeka.com - Bagaimana rasanya jalan di atas seutas tali dengan ketinggian puluhan meter? Di Bandung ada komunitas yang hobi dengan tantangan ektrem ini, namanya Bandung Slackline.
Anggota Bandung Slackline biasa berjalan sambil meloncat atau menari di atas seutas tali yang membentang di jembatan, tebing-tebing atau jurang. Tentunya kegiatan ini tidak dilakukan sembarangan, mereka dibekali skill dan peralatan yang mendukung.
Salah satu pendiri Bandung Slackline, Mulyadi, mengatakan perlu latihan khusus untuk bisa melakukan slackline di tempat-tempat ekstrem. Latihan biasanya dilakukan di lapangan biasa dengan tali yang membentang sekitar 10 meter dan tinggi kurang dari 1 meter.
Menurut Mulyadi, latihan dasar ini bisa diikuti orang dewasa maupun anak-anak. Faktor usia tidak menjadi patokan bagi orang yang ingin berlatih slackline. Tentu saja tingkat latihan bagi orang dewasa dengan anak-anak disesuaikan.
Jadi ada porsinya masing-masing bagi yang baru belajar, lintasannya pendek dan tingginya juga pendek, jelasnya, saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
Pria 31 tahun ini menjelaskan, slackline merupakan olahraga melatih keseimbangan dan konsentrasi di atas tali khusus slackline yang disebut webbing, mirip tali panjat tebing. Latihan tahap pertama menekankan pada penguasaan keseimbangan dan konsentrasi.
Setelah menguasai keseimbangan, teknik lainnya bisa menyusul misalnya memperpanjang track atau longline, mondar-mandir di atas tali, trickline meloncat, loncat memutar, menari seperti sirkus dan lain-lain. Namun untuk bermain trickline diperlukan track yang tinggi.
Teknik-teknik yang ada pada slackline meliputi teknik dasar, trickline, longline, teknik berjalan di atas air atau waterline hingga berjalan di ketinggian tertentu atau highline. Makin tinggi tingkat kesulitan makin tinggi juga teknik atau skill yang diperlukan, peralatan juga harus makin menunjang, jelasnya.
Jenis webbing yang dipakai bermacam-macam. Contohnya untuk trickline memakai webbing ukuran 50 milimeter, untuk longline atau highline memakai webbing 2,5 centimeter. Lokasi untuk longline, highline atau waterline tidak bisa dilakukan di sembarang tempat.
Untuk memeragakan berbagai teknik tersebut, anggota Bandung Slackline biasa melakukan touring ke luar Bandung misalnya ke daerah Kabupaten Bandung Barat, jembatan Cisomang Purwakarta, Batukaras Pangandaran dan lain-lain.
Anggota Bandung Slackline sangat beragam dengan latar belakang berbeda, dari mahasiswa hingga pegawai swasta. Kegiatan Slackline ke luar kota biasa dilakukan saat musim liburan. Kita biasa menggelar liburan bersama, kumpul bareng sambil refreshing dengan kegiatan utamanya slackline, tuturnya.
Bandung Slackline dibentuk trio Mulyadi, Mulyana alias Dadeng dan Iding. Mereka merupakan para pendiri komunitas Pushing Panda pada 2009, yaitu komunitas yang mewadahi banyak hobi mulai dari panjat tebing, mendaki gunung dan main layangan.
Baru pada 2011 mereka mempraktikkan hobi baru, yakni slackline. Waktu itu slackline modern baru masuk ke Indonesia. Maka trio Mulyadi, Dadeng dan Iding yang berprofesi sebagai freelancer di bidang keamanan kerja di ketinggian, mendirikan Bandung Slackline.
Lewat Bandung Slackline diharapkan olahraga slackline makin populer di Bandung, umumnya di Indonesia, kata Mulyadi.
Kini peminat slackline terus meningkat. Bandung Slackline sering kedatangan tamu trickliners dari luar Bandung hingga luar negeri. Ia menambahkan, ketangkasan serupa slackline sebenarnya sudah sangat tua. Di Indonesia ada permainan lais atau ketangkasan di atas tali yang juga menitikberatkan keseimbangan. Konon, kata dia, beberapa abad lalu di Eropa juga sudah dikenal slackline tradisional.
Postingan foto kegiatan mereka saat berjalan ramai-ramai di atas bentangan webbing bisa dilihat di https://www. facebook.com/Pushing-Panda-224337787598079/info/?tab=page_info