Sahabat Museum KAA, tularkan spirit pada masyarakat

Oleh Muhammad Hasits pada 02 Desember 2015, 15:35 WIB

Bandung.merdeka.com - Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955 di Gedung Merdeka Bandung menjadi peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Di tempat inilah para pemimpin dari Negara-Negara Benua Asia dan Afrika berkumpul. Hasil dari pertemuan ini menghasilkan 10 poin Dasasila Bandung yang kemudian menjadi spirit kebersamaan Negara Negara di benua Asia Afrika dalam menyikapi situasi dunia ketika itu.

Spirit itulah rupanya yang ingin ditularkan oleh Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika (SMKAA). Komunitas ini mencoba ingin mengenalkan spirit KAA kepada masyarakat. Berbagai peristiwa bersejarah terjadi saat penyelenggaraan KAA, membuat mereka merasa terpanggil untuk menyampaikannya kepada masyarakat.

"Kami mengemban tugas sebagai diplomat publik yang menyampaikan pesan pesan KAA. KAA kan tidak punya benda benda ya, seperti artefak-artefak atau benda-benda, tapi yang ditampilkan itu semangat Bandungnya (api Bandung). Untuk mengantarkan api itu kan butuh orang, butuh seorang diplomat diplomat publik ini," ujar Koordinator Eksekutif SMKAA Yovita Omega Supratman saat berbincang dengan merdeka.com di Museum KAA, Sabtu (3/10).

Keberadaan museum selama ini masih diidentikkan sebagai tempat kaku dan membosankan. Namun komunitas ini ingin mengubah pemikiran tersebut bahwa museum dapat menjadi tempat yang menginspirasi dan menyenangkan.

Ada berbaga kegiatan dilakukan oleh komunitas yang resmi dibentuk pada 11 Februari 2011 ini. Setiap hari Sabtu dan Minggu ada kegiatan belajar mengajar digelar di Museum KAA. Anggota di komunitas ini dapat memilih kegiatan. Setidaknya ada 18 klub yang ada di dalam komunitas ini di antaranya Klab Budaya dan Bahasa Mandarin Nihao, Klab Budaya dan Bahasa Jepang Heiwa, Klab Budaya dan Bahasa Afrika Utara Maghribi, Klab Budaya dan Bahasa Sunda Sampurasun, Klab Budaya dan Bahasa Asia Barat Daya Nahnu Arabiyun, Klab Bahasa Esperanto Ruxga Furmico, Korps Film Cinemaker, Klab Young Announcer, Klab Angklung Guriang, Klab Menggambar, Klab Rajut Young Crafter, Klab Global Literacy, Klab Menulis Citizen Journalist

Jadi ada 18 klub di sini. Kegiatan rutinnya belajar mengajar, teknisnya kayak kelas. Jadi anggota kan daftar per klab, ada klab menggambar, bahasa Arab, Bahasa Jepang, nanti belajar bersama kordinatornya. Tapi sebisa mungkin tema belajarnya ada KAA nya juga. Jadi misalnya Bahasa jepang, mereka diajarin museum itu Bahasa Jepangnya apa, terus gimana cara menyambut tamu dalam Bahasa Jepang. Itung itung belajar, kata Yovita.

Selain kegiatan belajar mengajar, komunitas ini juga kerap diminta membantu acara acara yang diselengarakan oleh pihak pengelola Museum KAA. Termasuk saat penyelenggaraan peringatan ke 60 Konferensi Asia Afrika pada April lalu.

Karena kita berada di bawah Museum KAA, jadi kita juga bantu bantu kegiatan museum KAA. Termasuk pas event KAA HUT 60 tahun, kita bantu penyelenggaraan acara dari pihak museum, seperti saat itu ada acara senam 5.000 anak, donor darah, parade. Nah merek jadi panitianya, katanya.

Anggota komunitas ini memiliki 200 anggota aktif. Sebagian besar anggotanya terdiri dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, pegawai bahkan anak SMP dan SMA ada yang menjadi anggota komunitas.

Namun untuk masuk ke dalam komunitas, calon anggota harus mengikuti seleksi terlebih dahulu. Karena anggota nantinya harus memiliki kecakapan dalam menyampaikan informasi terkait KAA. Seleksi anggota dilakukan setiap tahun di bulan September. Tahun ini saja, SMKAA baru menerima 300 anggota baru.

Kebanyakan yang datang ke sini mikirnya mau belajar bahasa, tapi lupa belajar mengenai KAA. Kita kan di sini tujuan utamanya feel the living story, bersahabat, bermanfaat dan menyenangkan . Jadi gimana mereka bisa menyampaikan history tersebut kalau mereka ga tau. Makanya kita kasih tes dulu, ucap wanita yang juga mahasiswi Unpas Jurusan Hubungan Internasional ini.

Komunitas ini juga membuka untuk menjadi volunteer. Setiap acara yang digelar oleh Museum KAA membutuhkan banyak kepanitiaan, selalu membuka open recruitment. Contohnya saja saat HUT KAA ke 60 lalu, saat ini hampir 1.000 orang mendaftar jadi volunteer.

Bagi anda yang masih penasaran dengan komunitas ini silakan kunjungi website mereka di www.sahabatmkaa.com. Namun bisa juga datang langsung ke Museum Asia Afrika di Jalan Asia Afrika. Komunitas ini juga sering memposting kegiatan mereka di sosial media yakni di twitter @AsiAfricaMuseum, instagram, @smkaa.info. Selamat menjadi sahabat museum.