Setelah operasi pemisahan Gisya dan Gesya, tim dokter waspadai infeksi

Oleh Farah Fuadona pada 03 Oktober 2016, 09:26 WIB

Bandung.merdeka.com - Meski operasi pemisahan bayi kembar siam Gisya dan Gesya berjalan lancar, namun pasca operasi kedua bayi asal Ciamis, Jawa Barat, itu belum melewati masa krisis. Tim dokter melakukan penanagan khusus selama seminggu pascaoperasi.

Ketua tim penanganan bayi kembar siam Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr. Dadang Sjarif Hidajat Effendi mengatakan salah satu ancaman yang dihadapi bayi pascaoperasi adalah pendarahan hingga infeksi.

“Jadi sesudah selesai operasi bukan berarti selesai, kita tetap waspada. Penanganan tetap ketat untuk melihat tanda-tanda vital. Bayi selesai operasi sangat berat dia bisa syok, pendarahan lagi, infeksi dan lainnya,” kata dia kepada Merdeka Bandung baru-baru ini.

Meski penanganan Gisya dan Gesya dilakukan di ruang steril, namun infeksi rumah sakit bisa terjadi. Sebab kuman atau virus bisa datang dari luar, misalnya dari pengunjung atau keluarga yang menjenguk.

“Rumah sakit sudah dibuat steril tapi mungkin pengunjung atau orangtua mungkin bawa kuman, terjadilah infeksi karena kuman. Itu yang harus kita waspadai dan kita cegah,” ujarnya.

Untuk itulah seminggu pascaoperasi tim penanganan tetap stand by. Operasi pemisahan kembar siam tergolong operasi sangat besar, sehingga diperlukan tim khusus yang menanganinya.

Ia menyebutkan, ada 70 dokter dan perawat yang terlibat dari awal penanganan kembar siam Gisya dan Gesya. Mereka berasal dari berbagai spesilis dan subspesialis mulai dokter anak, dokter bedah umum, dokter bedah anak, bedah tulang, dokter bedah plastik, dokter anastesi dan lain-lain.

Selain itu, bayi Gisya mengalami kelainan jantung. Hal ini membuat tubuhnya membiru karena terjadinya percampuran darah bersih dan darah kotor. Sehingga Gisya perlu menjalani operasi lanjutan untuk mengatasi kelainan jantungnya.

“Secara umum aliran darah yang bercampur karena kelainan anatomi. Pencegahannya dengan pemberian nutrisi yang baik. Namun ini baru untuk mengatasi kegawatan, kelainannya belum diatasi secara tuntas. Jadi ada operasi kelanjutan jantung,” katanya.

Setelah sepekan pertama pemantauan khusus, masih ada tahapan berikutnya. “Tahapan selanjutnya pemantauan tumbuh kembang. Tujuannya untuk menumbuhkan anak ini menjadi baik,” ujar dr. Dadang.

Untuk diketahui, bayi kembar siam Gisya dan Gesya menjalani operasi pemisahan Selasa (27/9). Bayi kembar ini anak pasangan suami istri Syarif (24) dan Gina (19). Keduanya lahir di RSUD Ciamis, 4 Juli 2016 dalam keadaan dempet dada. Setelah operasi pemisahan kedua bayi diberi nama Gisya Bizanty Ramadani dan Gesya Ummaya Ramadani.

Tag Terkait