Soal pembiayaan LRT pakai APBN, Ridwan Kamil tunggu keputusan Menkeu

Oleh Mohammad Taufik pada 01 Oktober 2016, 10:23 WIB

Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil masih menunggu kepastian sumber pembiayaan pembangunan LRT Bandung koridor 1 dari APBN. Pria yang akrab disapa Emil ini masih menunggu keputusan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk memastikan separuh pendanaan proyek LRT didanai dari APBN.

Hal itu diungkapkan Emil usai melakukan pertemuan dengan staf Kementerian Keuangan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (30/9).

"Saya kedatangan dari Kementerian Keuangan untuk menghitung memungkinkan tidaknya anggaran APBN itu. Jangan enggak sama sekali gitu ya (dari APBN). Udah turun enggak 100 persen, ya minimal 50 persen. Karena di rapat kabinet terakhir kan Pak Presiden mengarahkan perpresnya LRT Bandung Raya itu 50-an persen dana dari APBN. Itu yang saya tagih, saya finalisasi," ujar Emil kepada wartawan.

Emil mengaku masih belum mendapat kepastian terkait bantuan dana dari APBN untuk pembangunan proyek LRT. Sebab masih harus menunggu keputusan dari Menteri Keuangan.

"Karena pertemuan hari ini yang datang timnya tim teknis. Mereka menanyakan dokumen lelang, dokumen FS (feasibility Study). Keputusannya tetap dari Bu Menteri. Saya harapkan dalam seminggu, dua minggu sudah ada kabar. Makanya belum ada pengumuman resmi dari pihak SMRT-nya, menunggu kabar dulu supaya jelas," katanya.

Adapun untuk mengantisipasi skenario terburuk, proyek LRT tidak didanai APBN, Emil telah menyiapkan opsi pembiayaan oleh investor dan properti mensubsidi.

Untuk opsi ketiga ini, Emil menjelaskan, investor akan diberi ruang untuk membangun properti di terminal-terminal yang akan dijadikan Transit Oriented Development (TOD), seperti di Terminal Leuwi Panjang dan terminal lain yang dinilai memungkinkan di Kota Bandung.

"Kalau tidak ada dana dari APBN, proyeknya tetap jalan terus. Hanya properti yang akan disetorkan oleh pemkot relatif lebih banyak dan pemkot harus mencicil sebagian per tahun untuk mensubsidi PPP ini. Tapi kalau ada, itu kan hanya mengurangi presentasenya dari nilai proyek yang nilainya Rp 4,5 T. Kalau disubsidi APBN setengahnya kan luar biasa," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, untuk membangun LRT Bandung ini, Pemkot Bandung telah menyiapkan empat skenario pembiayaan. Opsi yang pertama yakni 100 persen dari APBN seperti di Palembang. Namun rencana ini tidak jadi dilakukan karena dana dari APBN dialihkan ke Palembang yang akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

Opsi kedua, proporsi pembiayaan dari APBN 51 persen dan investor 49 persen. Opsi ketiga yakni, pembiayaan oleh investor dan properti mensubsidi. Opsi keempat yakni dari Investor, properti dan biaya dari Pemkot Bandung.

Tag Terkait