UGM lakukan studi smart city ke Kota Bandung

Oleh Farah Fuadona pada 23 September 2016, 17:24 WIB

Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menerima kunjungan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di Pendopo Kota Bandung. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka studi terkait smart city yang dilakukan di Bandung.

Sebagai leading sector smart city di Indonesia, Kota Bandung dirujuk untuk dijadikan acuan pelaksanaan sistem tata kelola pemerintahan. Saat ini UGM tengah berproses membuka program studi baru yang secara khusus mempelajari perencanaan pembangunan ekonomi kewilayahan. Salah satu mata kuliah atau topik yang akan diajarkan dalam prodi baru tersebut adalah mengenai konsep kota cerdas di Indonesia.

“Di Indonesia ini smart city belum ada standarnya. Maka,baik Kota Bandung, Surabaya atau yang lainnya itu berjalan sendiri-sendiri. Kami punya konsep masing-masing dalam menjalankan sistem ini,” kata Ridwan dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung, Jumat (23/9).

Emil mengatakan konsep smart city atau kota cerdas yang dilakukan Kota Bandung memiliki tiga tahap. Tahap pertama, stase di mana penekanan sistem terdapat pada kemudahan akses terhadap data. Kedua, tahap interaksi di mana sistem akan berinteraksi dengan warga. Masyarakat dapat secara proaktif dan berkomunikasi timbal balik dengan sistem. Ketiga, proses antara sistem yang satu dengan lainnya dapat saling berkomunikasi. Ini yang dinamakan Ridwan sebagai intelligent infrastructure.

Salah satu penggunaan konsep Smart City di Kota Bandung, kata Emil adalah dalam upaya melakukan reformasi birokrasi. Dia menyebut terdapat enam hal yang telah berubah sejak teknologi dimasukkan ke dalam sistem tata kelola pemerintahan. Pertama, segala bentuk administrasi berubah dari manual menjadi berbasis teknologi. “Kita berupaya menghindari pertemuan antara manusia dengan manusia. Karena yang manual ini yang rawan terjadi penyimpangan atau kesalahan,” katanya.

Kedua, mengefisienkan biaya. Dia mencontohkan konsep dari e-budgeting yang bisa menghemat anggatan hingga 1 triliun. Ketiga, pemerintahan menjadi lebih transparan. Hal ini karena berbagai informasi sudah dapat diakses oleh publik. Keempat, adalah peningkatan partisipasi publik terhadap berbagai kegiatan pemerintahan arah kebijakan tidak lagi dari atas ke bawah, melainkan juga berasal dari aspirasi masyarakat.

Selanjutnya adalah pelayanan publik menjadi lebih efektif dan cepat. Hal ini karena proses manual dan birokratif yang berbelit-belit telah dihilangkan. Terakhir adalah menghilangkan korupsi dan berbagai penyelewengan dana.

Emil pun memaparkan bahwa smart city ini telah membawa Kota Bandung selangkah lebih maju untuk mendapatkan berbagai akses terhadap partisipasi dan bantuan dari pihak ketiga. "Kota Bandung adalah kota pertama di Asia Tenggara yang mendapat bantuan dari Facebook untuk UMKM digital business dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kita juga akan buka toko Little Bandung pertama di Malaysia,” katanya.

Â

Tag Terkait