Penyebab matinya gajah Yani bukan TBC

Oleh Farah Fuadona pada 08 September 2016, 16:22 WIB

Bandung.merdeka.com - Masih ingat dengan kematian gajah Yani di Kebun Binatang Bandung 11 Mei 2016 lalu? Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat sudah mendapat hasil labolatorium terkait penyebab kematian gajah malang tersebut.

Kepala BBKSDA Jawa Barat, Silvana Ratina, mengatakan penyebab kematian gajah Yani adalah adanya infeksi pada sejumlah organ vital bagian dalam. “Penyebab kematian gajah Yani benar seperti yang diduga PDHI bahwa ada infeksi di bagian organ dalam seperti paru, jantung dan ginjal,” kata Silvana kepada wartawan di sela pelepasan surili di Bandung selatan, Rabu (7/9).

Silvana merujuk pada dugaan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) yang menangani penyelidikan medis atas kematian Yani. Saat itu PDHI menduga adanya peradangan di sejumlah organ dalam Yani. Namun, pihaknya lega karena hasil uji labolatorium tersebut menyatakan Yani tidak terinfeksi TBC.

“Bukan TBC sebagaimana yang kita khawatirkan. Sebelumnya kita khawatir ada penyebaran (penyakit), kita sampai harus disemprot (antibakteri) setelah ke Kebun Binatang Bandung,” kata dia.

Untuk diketahui, selama investigasi kematian Yani, area kandang Yani sempat ditutup karena dikhawatirkan penyebaran penyakit antar hewan maupun ke manusia.

Silvana melanjutkan, dari hasil pemeriksaan labolatorium menunjukkan ada peran kelalaian dari pihak pengelola kebun binatang. Indikasi ini antara lain pengelola tidak melakukan pengawasan intensif pada gajah yang sakit. “Itu (Kebun Binatang Bandung) kan punya yayasan. Pemiliknya kan sedang sakit sehingga tidak intensif mengawasi,” katanya.

Selain itu, waktu gajah Yani sakit Kebun Binatang Bandung juga tidak memiliki dokter hewan. Sedangkan Kandang Inap Klinik Satuan yang ada di Kebun Binatang Bandung juga tidak jalan.

Namun saat ini, sejumlah fasilitas di Kebun Binatang Bandung sedang dalam proses perbaikan. Sejumlah kandang diperbaiki, begitu juga dari sisi kesehatan. “Katanya juga sudah ada dokter hewannya. Kita juga akan terus monitor,” ujarnya.