Program wisata sepeda untuk wisatawan bakal segera terwujud di Bandung
Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung sedang menyiapkan program wisata sepeda untuk wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Melalui program ini, wisatawan yang datang ke Bandung akan diajak untuk berkeliling ke tempat-tempat wisata dengan menggunakan sepeda.
Untuk mewujudkan rencana ini Pemkot Bandung akan berkolaborasi dengan sejumlah pihak seperti komunitas pesepeda, Forum Humas Hotel Berbintang Kota Bandung, Komunitas Aleut dan stakeholder lainnya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, program tersebut digagas karena Kota Bandung termasuk kota yang ramah bagi sepeda.
"Ada dua jenis kota. Ada kota-kota yang tidak nyaman bersepeda, ada kota yang nyaman bersepeda. Nah kita yang kedua. Faktornya apa? Karena cuaca," ujar Ridwan di Pendopo, Jalan Dalem Kaum, Jumat (19/8)
Pria yang akrab disapa Emil ini menuturkan, masing-masing pihak memiliki peran untuk mewujudkan rencana tersebut. Dia mencontohkan, untuk Forum Humas Hotel Berbintang Kota Bandung nantinya akan berupaya menyediakan sepeda di hotel-hotel khusus untuk digunakan konsumennya.
Tujuannya, dia melanjutkan, agar para pelancong dapat tertarik mengelilingi Kota Bandung dengan bersepeda. Saat ini tercatat terdapat 32 hotel yang tergabung di dalam forum ini. "Jika tiap-tiap hotel bisa menyediakan 10 sepeda saja, itu sudah sangat membantu," katanya.
Selain itu, ada pula Komunitas Aleut yang menggagas tur Kota Bandung menggunakan sepeda. Selama ini, Komunitas Aleut mengajak masyarakat mengenal sejarah Kota Bandung dengan 'aleut-aleutan' berjalan kaki.
Komunitas Aleut sudah menyiapkan berbagai rute tur sepeda. Terdapat 9 rute menarik yang ditawarkan komunitas ini, yakni rute Jejak Soekarno, Bandung Baheula, Archipelwijk, Rasia Bandung, Bandung Lautan Api, Taman Tematik, Jalur Ngopi, Bandung Ibu Kota Hindia dan Kawasan Kedokteran.
Khusus rute Rasia Bandung, Komunitas Aleut memaparkan rutenya antara lain mulai dari Kopi Purnama, lanjut menuju Pasar Baru, kemudian melintasi Jalan Belakang Pasar, kemudian rehat di eks Hotel Surabaya, lanjut lagi ke Stasiun KA Bandung, kemudian berbelok ke Jalan Pecinan Lama, lalu mampir ke Toko Kopi Aroma, dan berakhir di Banceuy. Total durasi perjalanan hanya memakan waktu 3 jam untuk rute ini.
Emil pun meminta komunitas bersama Dishub untuk mematangkan teknis sebelum ia publikasikan kepada warga Bandung. "Siapkan dulu mekanismenya secara matang. Nanti biar saya promosikan ke warga Bandung," kata Emil.
Selain memopulerkan wisata sepeda, Dishub juga telah merancang program lain untuk mendukung Bandung menuju Kota Sepeda. Program-program tersebut salah satunya adalah memperbanyak lajur sepeda di jalan-jalan strategis, mempromosikan sepeda melalui publikasi banner kampanye publik bersepeda, serta pembuatan intermoda sepeda dengan pembuatan rak khusus di bis kota dan kereta api rute Jakarta-Bandung.
"Di sisi lain, Dishub juga akan mempromosikan penggunaan sepeda untuk transportasi jarak dekat. Hal ini akan didukung dengan pemasangan infrastruktur rak sepeda di beberapa titik trotoar," katanya
Strategi lainnya adalah penggunaan sepeda sebagai moda feeder dan subfeeder station. Upaya ini dirancang dengan pembuatan rak sepeda di halte-halte dan shelter angkutan umum serta meresmikan Bandung Bike Sharing.
Peresmian program ini akan dilakukan dalam waktu dekat. Segenap jajaran Dishub akan segera mematangkan dan mengeksekusi konsep ini agar bisa mempercepat pengurangan kemacetan di Kota Bandung.