Mengunjungi Pameran Artefak Perintis Kemerdekaan RI

Oleh Mohammad Taufik pada 17 Agustus 2016, 13:57 WIB

Bandung.merdeka.com - Bicara tentang sejarah pergerakan Proklamator RI Soekarno, tidak akan bisa lepas dari peran tiga tokoh besar di belakangnya, yakni Ibu Inggit Garnasih (Almh), Asmara Hadi (Alm), dan Rasiban Wiriasomantri (Alm). Mereka ini turut mewarnai sejarah pergerakan awal presiden pertama RI itu.

Bagi yang belum mengenal tiga tokoh tersebut, ada baiknya berkunjung ke Gedung Indonesia Menggugat. Dalam beberapa ruangan gedung ini, dihadirkan arfetak milik ketiga tokoh tersebut. Barang-barang yang hingga kini masih terawat dengan baik itu hadir dalam sebuah pameran bertajuk "Pameran Artefak Perintis Kemerdekaan RI".

Diselenggarakan pada 17 Agustus hingga 20 Agustus mendatang, Anda bisa melihat koleksi serta mengenal lebih dekat ketiganya. Diselenggarakan oleh Komunitas Anak Rakyat, pameran ini mengangkat tiga unsur; seni, perjuangan, dan kemanusiaan.

"Dari sisi seni, kami hadirkan karya-karya dari Asmara Hadi. Beliau selain pejuang juga merupakan seorang wartawan dan pujangga. Untuk perjuangan jelas ya ada bendera pusaka, sedangkan kemanusiaan dihadirkan tempat tidur ibu Inggit," ujar Ketua Pelaksana 'Pameran Artefak Perintis Kemerdekaan RI', Gatot Gunawan kepada Merdeka Bandung, Rabu (17/8).

Pameran ini bertujuan agar kawula muda yang tidak mengenal tokoh-tokoh ini bisa lebih mengenalnya lebih dekat lagi. Terlebih untuk sosok ketiganya mampu memberikan inspirasi yang sangat baik untuk generasi saat ini.

"Mungkin tidak banyak yang mengenal sosok Ibu Inggit Garnasih, Asmara Hadi, dan Rasiban Wiriasomantri. Namun, setelah datang ke sini dan melihat artefak yang kami hadirkan maka pengunjung akan lebih mengenali sosok ketiga orang besar pada masa perjuangan dahulu," ujarnya.

Dalam pameran ini dihadirkan banyak sekali koleksi peninggalan ketiganya. Di antaranya adalah tempat tidur yang digunakan oleh Ibu Inggit Garnasih di hari tua. Di tempat tidur itu dia meninggal dunia pada tanggal 13 April 1984 selepas Magrib di rumah Jalan Ciateul Nomor 8 Bandung.

Selain itu, ada pula sapu tangan milik Rasiban Wiriasomantri. Sapu tangan ini dijahit sendiri oleh almarhum Rasiban ketika menjalani masa tahanan di Penjara Ambarawa Jawa Tengah. Sapu tangan ini dihadiahkan kepada istri dan anak-anak sebagai tanda rindu beliau saat Hari Raya Idul Fitri tahun 1934.

Tag Terkait