Ini oleh-oleh Ridwan Kamil dari Manila untuk Bandung

Oleh Farah Fuadona pada 15 Agustus 2016, 18:46 WIB

Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil baru saja kembali ke tanah air setelah sejak awal pekan lalu berada di Manila, Filipina, untuk mengikuti sejumlah agenda pertemuan dengan beberapa lembaga seperti ADB, IFC dan Manila Water. Dari hasil lawatannya ke Manila, pria yang akrab disapa Emil ini menyebut pihaknya berhasil memenangkan hibah program dari tiga lembaga tersebut dengan total nilai 4 juta USD.

Emil menjelaskan, dari ADB pihaknya mendapatkan hibah senilai 3 juta USD. Hibah ini berhasil diraih Kota Bandung setelah menyisihkan 30 negara dalam kompetisi memenangkan hibah program dari ADB terkait penyiapan Public Private Pertnership (PPP).

"Kita memenangkan kompetisi untuk penyiapan PPP terkait infrastruktur, itu nilainya 3 juta dolar. Dari 30 negara hanya 3 kota yang diberi hibah itu dari ADB," ujar Emil kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (15/8)

Menurut Emil, Kota Bandung nantinya akan mendapatkan hibah berbentuk pelatihan, teknologi dan persiapan infrastruktur untuk PPP dari ADB. Selain itu Kota Bandung berencana membentuk PPP office seperti di Kota Manila. Manila dijadikan rujukan karena dianggap lebih maju dalam penerapan skema PPP.

"Di sana kita melihat Manila lebih maju karena punya PPP center. Mereka punya lebih dari 10 tahun, sehingga proyek PPP di sana mah udah biasa. Nilainya itu sekitar Rp 200 triliun (proyek) di sana yang sudah di PPP kan. Jadi sistemnya sudah matang. Kita akan 'mengkopi' struktur organisasinya," ucap Emil.

Sementara itu dari Manila Water, Kota Bandung juga mendapatkan hibah untuk pengadaan proyek air minum bagi warga Bandung. Dengan teknologi ini dapat menghemat biaya yang dikeluarkan hingga seperlima dari biaya normal untuk membeli air.

"Orang miskin di sana biaya airnya seperlima dari biasanya. Biasanya bayar Rp 500 ribu  per bulan sebelum ada sambungan air, sekarang mereka bayar Rp 100 ribu per bulan. Jadi luar biasa. Kita ingin belajar mengadopsi dan menjadi tantangan buat PDAM untuk meningkatkan akses air beraih. Dari Manila water itu kita melihat sistem air minumnya harus diakui di sana jauh lebih baik," paparnya

Selain itu juga, dari Manila Water Kota Bandung juga mendapatkan hibah teknologi pengurangan kebocoran air. Dengan sistem teknologi tersebut dapat mendeteksi kebocoran air.

Emil menyebut bahwa kebocoran masih menjadi salah satu masalah yang melanda PDAM Tirtawening Kota Bandung, di mana tingkat kebocoran hampir 50 persen. Namun dengan teknologi dari Manila tersebut dapat diminimalisir menjadi 10 persen saja.

"Manila water itu keren. Jadi nanti mereka memasang alat canggih untuk memastikan kebocoran di mana. Nanti dengan teknologi itu dia berhasil mengurangi tingkat kebocoran bisa di bawah 10 persen. Itu terbaik di dunia, teknologinya sekarang sudah dipakai di Vietnam dan Myanmar," ucapnya.

Penerapan teknologi tersebut rencananya akan diuji coba di kawasan Gumuruh. "Kalau testing mengurangi kebocoran di daerah gumuruh. Saya kasih tempat ekperimen dulu. Bener gak teorinya," katanya.

Lebih lanjut Emil mengatakan, pihaknya juga kemudian melakukan pertemuan dengan IFC (International Finance Corporatio) yang merupakan lembaga pemberi modal dari bank dunia. Dari IFC Kota Bandung juga mendapatkan hibah program yang jika dikalkulasikan dengan hibah dari Manila Water nilainya 1 juta USD.

"Jadi pulang dari Manila itu yang berhasil dikomitmenkan dengan Kota Bandung total 4 juta USD. Bentuknya bukan cash tapi hibah program, pelatihan, barang dan lain-lain senilai segitu," ungkapnya.

Emil menambahkan untuk tindak lanjut dari pemberian hibah itu, perwakilan dari Manila rencananya akan datang ke Bandung. Diharapkan hibah program-program tersebut dapat dieksekusi pada tahun ini.

"Semoga jadi inspirasi buat kota lain, kalau bantuan itu banyak asal kita tahu celah dan kita sendiri yang lobi," pungkasnya

Tag Terkait