Orangtua jangan khawatir berikan vaksin pada anak

Oleh Farah Fuadona pada 16 Juli 2016, 12:20 WIB

Bandung.merdeka.com - Sejak dibongkarnya perederan vaksin palsu oleh Mabes Polri, para orangtua memiliki kekhawatiran untuk memberi vaksin anaknya. Kadinkes Jabar Alma Lucyati menyampaikan untuk tidak khawatir memberikan vaksin bagi anaknya. Orangtua diminta untuk tetap melakukannya demi menjaga kesehatan anak.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Alma Lucyati mengatakan, pemberian vaksin harus tetap menjadi prioritas dalam menjaga kesehatan anak agar tidak mudah terkena penyakit tertentu. Apalagi pemerintah akan mengupayakan pemberian vaksin ulang kepada anak-anak yang diduga memperoleh vaksin abal-abal itu.

"Vaksin ulang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan. Masyarakat harus tetap percaya, bahwa pelayanan kami ini masih terstandar, tetap terbaik. Vaksin ini prioritas utama, preventif lebih baik dari kuratif. Agar anak-anak tidak terserang penyakit," kata Alma, Sabtu (16/7).

Untuk itu dia menyarankan pada orangtua untuk melakukan vaksinasi yang berada di bawah naungan pemerintah seperti di rumah sakit pelat merah, puskesmas, dan posyandu. Berbagai tempat tersebut mendapat pengawasan ketat terkait asal usul vaksin sehingga dapat dipastikan keasliannya. Regulasi yang ditempuh untuk mendapatkan vaksin pun dipastikan sudah prosedural.

Dia melanjutkan, pemerintah tengah mendata anak-anak yang divaksin di tempat beredarnya vaksin palsu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui anak-anak yang terindikasi menerima vaksin palsu.

"Saya sudah berkirim surat ke rumah sakit dan bidan yang namanya disebut (sebagai tempat beredarnya vaksin palsu), untuk melihat nama-nama anak yang vaksinasi di tempatnya," ungkapnya.

Langkah ini sudah sesuai arahan Kementerian Kesehatan untuk memfasilitasi anak-anak yang mendapat vaksin palsu untuk diimunisasi ulang.

Dia menuturkan, saat ini tim satuan tugas (satgas) penanganan vaksin palsu yang terdiri dari Kemenkes, Kepolisian, BPPOM, dan Biofarma tengah menyisir seluruh distributor yang turut mengedarkan vaksin palsu. Ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peredaran vaksin palsu tersebut.

"Tim tersebut melihat apakah ada vaksin palsu di provinsi lain, atau di rumah sakit lainnya," ujarnya.