Observatorium Bosscha evaluasi teknik pengamatan hilal

Oleh Muhammad Hasits pada 15 Juli 2016, 15:40 WIB

Bandung.merdeka.com - Hilal atau bulan sabit muda menjadi salah satu penentu untuk menetapkan awal puasa dan Idul Fitri. Kini kedua momen tersebut sudah berlalu, namun para astronom di Observatorium Bosscha ITB tetap melakukan evaluasi pengamatan untuk memperbaiki sistem pengamatan hilal di masa depan.

“Salah satu tujuan pengamatan adalah untuk pengembangan teknologi pengamatan yang sedang dikembangkan,” jelas astronom ITB, Yatni Yulianti, saat berbincang dengan Merdeka Bandung.

Ia menuturkan, sebelum teknologi pengamatan berkembang pesat sebagaimana saat ini, sistem pengamatan hilal dilakukan secara konvensional, yakni menggunakan mata telanjang.

Baru beberapa tahun belakangan mulai ramai penggunaan teleskop. Teknik ini kemudian berkembang dengan adanya teknik perekaman melalui detektor ChargeCoupled Device seperti kamera digital poket, kamera DSLR dan lainnya.

Teknik tersebut, kata Yatni, dipakai untuk mendeteksi hilal agar lebih tajam dan akurat dibandingkan hanya dengan menggunakan mata telanjang.

Gambaran sabit muda yang telah direkam detektor kemudian akan melalui proses pengolahan data. Dalam proses ini dilakukan pemembuangan sejumlah derau (noise) yang tidak diinginkan, misalnya mengurangi cahaya dari benda lain dapat mempengaruhi objek pengamatan.

“Pada kasus sabit muda, kondisi sabit muda yang sangat tipis dan terangnya kondisi langit membuat pendeteksiannya sulit sekali, secara kasar, pekerjaan utamanya adalah bagaimana kita dapat melihat/mendeteksi benda  yang super tipis dan redup pada latar belakang yang terang,” terang Yatni.


Sistem pengamatan yang dikembangkan Observatorium Bosscha mencakup beberapa aspek, mulai dari pengembangan penggunaan instrumen tambahan, hingga pengembangan proses pengolahan citra.

Yatni menyebutkan, instrumen tambahan tersebut antara lain penggunaan filter IR (infrared) dan penggunaan baffle (tabung) pada teleskop. Teknin ini berfungsi untuk mengisolasi cahaya matahari yang masuk ke detektor sehingga meningkatkan tingkat kontras area gambar yang diambil.

Selain itu, peneliti Bosscha juga mengembangkan sendiri software pengolahan citra yang cocok untuk diaplikasikan dalam pengamatan hilal. Sehingga dengan teknik tersebut pendeteksian sabit muda dapat dilakukan sejak siang, jauh pada saat matahari belum terbenam.

“Pengujian sistem yang dikembangkan adalah, sampai batas mana sistem dapat bekerja dengan baik. Salah satu yang bisa menjadi ukuran adalah dapat mendeteksi sabit pada jarak pisah dengan matahari seberapa jauh, pada iluminasi dan usia berapa jam? ini yang kita push,” paparnya.

Dengan sejumlah pengembangan tersebut, hasilnya tidak sia-sia. Bahkan pengamatan hilal di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 5 Juni lalu, tim pengamatan Bosscha berhasil memecahkah rekor pengamatan sebelumnya, yaitu mendeteksi sabit muda saat jarak pisahnya dengan matahari hanya sekitar 4,6 derajat.

“Seberapa sulit bulan dideteksi, dari gambar bisa dinilai kenampakan bulan hanya setipis itu,” katanya, mengacu pada gambar hasil pengamatan tim peneliti Bosscha di Kupang.

Citra bulan sabit muda yang berhasil ditangkap tim pengamat Bosscha di Kupang berupa sabit muda yang amat tipis. Hilal mulai diamati sejak siang. “Citra sudah melalui proses pengolahan sedemikian rupa, dapat dilihat betapa tipis nya sabit bulannya,” katanya.

Menurutnya, hasil amatan di Kupang bisa terlihat setelah diaplikasikan beragam teknik pengamatan. Dengan kondisi tersebut, sulit sekali pengamatan hanya dilakukan dengan mata telanjang.

Pengamatan hilal sendiri memiliki banyak tantangan. “Pengamatan secara visual banyak dipengaruhi oleh cuaca, sebaran awan, dan kondisi atmosfer di sekitar lokasi pengamatan,” ujarnya.

Selain itu, posisi pisah matahari dan bulan (elongasi) menjadi faktor yang tidak kalah menantang. Pada saat setelah konjungsi (posisi saat bumi, bulan, dan matahari dalam satu garis),posisi bulan masih sangat dekat dengan matahari, hal ini tentu akan menyulitkan pendeteksian bulan karena cahaya matahari sangat mengganggu.

Tag Terkait