Tim dokter masih mencari penyebab tubuh Arya obesitas ekstrem

Oleh Mohammad Taufik pada 14 Juli 2016, 18:05 WIB

Bandung.merdeka.com - Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung masih mencari penyebab obesitas yang menimpa Arya Permana, bocah 10 tahun asal Karawang, Jawa Barat, yang super gemuk.

Tim yang terdiri dari 13 dokter berbagai spesialis sudah mengambil sampel darah Arya. Saat ini juga dilakukan pemeriksaan jantung dan radiologi.

"Jadi kerjanya dibagi-bagi, hari ini apa, besoknya apa. Biar Aryanya tidak lelah," kata anggota tim dokter RSHS, Viramitha, Kamis (14/7).

Pencarian penyebab obesitas pada Arya memerlukan proses dan waktu tidak sebentar. Terlebih, ada dugaan obesitas tersebut terkait dengan gen sehingga diperlukan pemetaan genetik.

"Pemetaan genetik butuh waktu tidak sebentar, kita belum mendapatkan hasil," katanya.

Selain faktor gen, obesitas juga bisa muncul karena faktor hormon. Faktor ini juga masih diteliti tim dokter RSHS. "Untuk penyebab lain seperti hormon juga belum ada hasilnya, karena baru kemarin diambil darahnya," katanya.

Sehingga sampai saat ini Arya belum menjalani terapi yang langsung mengarah pada penyebab. Terapi yang diberikan baru diet dan olahraga.

"Untuk saat ini kita atasi pola makan dan pola hidupnya, tapi kita tidak memberikan diet ketat karena anaknya masih dalam tumbuh kembang," ujarnya.

Tim dokter RSHS menyebut obesitas yang terjadi pada Arya sebagai obesitas ekstrem atau morbid obesity atau savior obesity. Penyakin ini bisa terjadi karena faktor gen atau keturunan dan bisa juga karena faktor hormon.

Jika penyebabnya diketahui dari hormon, menurut Viramitha, maka akan dilakukan terapi hormon. Terapi ini menekan rasa lapar dengan hormon di otak.

Selain itu, tim dokter juga terus memantau perkembangan diet yang diterapkan pada Arya. Sebelumnya, Arya biasa makan 3.500 sampai 6.000 kalori, saat ini diturunkan menjadi 2.500 kalori per hari.

Dengan penurunan porsi makan tersebut, Arya harus menjalani perawatan. "Kan sistem metabolismenya terus bekerja, yang awalnya banyak tiba-tiba diberikan segini nanti sitem metabolismenya berubah sehingga kita awasi betul jangan sampai terjadi komplikasi lain," katanya.