Tulang anak yang gendut banget ternyata rawan patah, ini alasannya

Oleh Mohammad Taufik pada 12 Juli 2016, 16:04 WIB

Bandung.merdeka.com - Obesitas ekstrem (morbid obesity) yang diderita AP (10) bisa menimbulkan patah tulang. Ini terjadi karena beban tubuhnya sangat berat, tidak sesuai dengan pertumbuhan kekuatan tulang.

"Bayangkan anak kecil 10 tahun mesti membawa beban hampir 200 kilogram, jadi beban tulangnya berlebihan. Sehingga ada resiko-resiko mudah patah kalau terjatuh," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSHS dr Nucki Nursamsyi, saat dihubungi Merdeka Bandung.

Nucki yang juga dokter spesialis tulang mengungkapkan, karena itulah ada dokter ahli tulang yang terlibat dalam tim khusus menangani bocah asal Karawang, Jawa Barat, itu. Total anggota tim yang terlibat sebanyak 13 dokter berasal dari berbagai spesialis.

Ia menambahkan, morbid obesity termasuk penyakit jarang menimpa anak-anak. Namun obesitas umum atau kegemukan saat ini mudah ditemukan pada anak-anak.

"Yang obesitas secara keseluruhan cukup banyak sekarang. Banyak anak-anak kecil yang gemuk-gemuk. Cuman mereka tak seekstrem pasien AP. Kalau pasien AP kan sudah ekstrem, sudah sangat membahayakan," katanya.

Penyakit ini bisa disebabkan karena kelainan gen ataupun pola makan buruk. Anak sehat jika makannya tak terkontrol bisa menjadi obesitas. Faktor makanan ini terkait dengan peran orangtua.

Makanya untuk kasus AP, orangtua atau keluarga juga ikut mendapatkan program kesehatan di RSHS. "Ada pelatian buat keluarganya supaya tahu cara ngasih makan yang baik," katanya.

AP sendiri tiba di RSHS dengan keluhan berat badan tinggi, mudah capek, jika jalan sebentar napasnya sesak. "Mobilisasinya kurang baik. Ternyata sebabnya adalah berat badan yang ekstrem menyebabkan dia mudah sesak, capek," ujarnya menambahkan.