Naik-turun ranjang susah, Arya tidur beralas karpet di rumah sakit

Oleh Mohammad Taufik pada 12 Juli 2016, 15:00 WIB

Bandung.merdeka.com - Saking besarnya tubuh Arya Permana (10) membuat bocah obesitas ekstrem ini tidak bisa tidur di ranjang rumah sakit. Arya pemilik berat badan 190 kilogram hanya tidur di lantai beralaskan karpet dilapisi kasur.

Arya bukan tidak mau tidur di ranjang yang sudah disediakan pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Hanya saja orang tuanya khawatir Arya terjatuh karena ruang gerak yang sempit.

"Tidurnya di bawah. Pakai karpet dan kasur saja, kalau di atas nanti kasihan jatuh. Kasihan juga naik turunnya susah," kata ayah Arya, Ade Somantri (40) saat ditemui di RSHS Bandung, Selasa (12/7).

Menurut dia, Arya tak masalah tidur di bawah karena di rumah juga demikian. Arya lebih nyaman tidur di lantai yang hanya beralaskan karpet dan kasur agar lebih leluasa bergerak.

Arya diinapkan di rumah sakit pelat merah tersebut sejak Senin (11/7) sore kemarin. Bocah kelas IV SD dirawat di ruang Kenanga lantai II. Dalam beberapa pekan ke depan bocah bungsu dari dua bersaudara ini akan mengikuti program yang disiapkan RSHS Bandung.

Bobotnya yang tak lazim di usia sepadannya membuat 13 dokter tim ahli akan mengatasi masalah obesitas yang bisa dikatakan langka. Ade menambahkan, di rumah sakit Arya suka bermain game Play Station (PS).

"Kemarin dibawakan Bu Bupati Karawang (Celika Nuracchadiana) PS-nya. Jadi di dalam main PS," ujarnya.

Arya belakangan memang menjadi perhatian karena kondisi tubuhnya yang begitu besar di usianya yang masih 10 tahun. Tubuhnya yang gemuk membuatnya sulit beraktivitas. Ia bahkan tak bisa berjalan jauh. "Jalan lebih dari 25 meter saja langsung capai dan istirahat dulu," ujarnya.

Kegemukan pada Arya memang disebabkan pola makan. Ia bisa makan empat hingga lima kali dalam sehari. Itu belum termasuk camilan dan minuman.