Ini yang akan dilakukan 13 dokter ahli pada bocah obesitas ekstrem

Oleh Mohammad Taufik pada 12 Juli 2016, 11:12 WIB

Bandung.merdeka.com - AP (10), bocah dengan bobot hampir dua kuintal asal Karawang, Jawa Barat, akan menjalani serangkaian program terapi yang diberikan para dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Direktur Medik dan Keperawatan RSHS dr Nucki Nursamsyi, mengatakan rangkaian program tersebut mulai dari penerapan program diet khusus berupa pengaturan pola makan sampai penelitian sebab-sebab obesitas ekstrem.

"Di kita diterapinya begitu, diatur masukan makanannya supaya lemaknya sedikit demi sedikit berkurang," ujar Nucki, saat dihubungi Merdeka Bandung.

RSHS sudah menyiapkan tim khusus untuk menangani pasien AP yang terdiri dari 13 keahlian. Pasien dengan bobot hampir dua kuintal ini akan menghadapi rangkaian pemeriksaan.

Rangkaian pemeriksaan ini, sambung dia, sangat rinci mulai penerapan program diet atau pengaturan asupan makanan, pemeriksaan secara psikologi, hingga pengecekan kesehatan secara umum untuk mengetahui terjadinya komplikasi.

Tim dokter juga akan meneliti sebab-sebab terjadinya morbid obesity pada pasien AP. Morbid obesity adalah penyakit obesitas ekstrem. "Rencana pertama untuk cari penyebabnya kenapa gemuknya bisa seekstrem itu. Nanti ada serial pemeriksaan," ujarnya.

Penelitian terhadap penyebab morbid obesity, sambung dia, akan melibatkan ahli mikrobiologi dan molekuler. Tidak menutup kemungkinan obesitas ini disebabkan faktor genetik atau bawaan.

"Memang ada kelainan yang sifanya genetik karena memang gennya jelek. Itu yang sulit ditangani, makanya lagi dicari sekaligus untuk mengobati penurunan berat badannya. Dalam waktu bersamaan kita juga mencari sebabnya apa," terangnya.

Sebab lain bisa saja karena pola makan dari keluarga keliru. Anak dibiarkan makan berlebih sehingga menimbulkan obesitas.