Bila dikelola dengan baik, mudik jadi solusi kesenjangan kota dan desa
Ilustrasi arus mudik
Bandung.merdeka.com - Jika dikelola dengan baik, mudik akan jadi pemicu pertumbuhan desa atau kampung. Sebab lewat mudik, orang-orang kembali menengok kampung halamannya. Di situ terjadi transfer ekonomi hingga motivasi.
"Mudik adalah modal sosial. Mudik memiliki potensi di tengah derasnya arus modernisme dan materialisme," kata Guru Besar Fakultas Pendidikan Ilmu Politik Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Profesor Elly Maliah, Jumat (01/07).
Mudik sudah menyatu sebagai tradisi masyarakat. Dalam tradisi ini ada sesuatu yang melekatkan hubungan antara satu sama lain, ada pengulangan kegiatan, nilai kebersamaan, ikatan antara kota dan desa hingga ikatan nilai duniawi dan akhirat.
"Nilai-nilai itulah yang merupakan modal sosial yang dapat memperkokoh kebersamaan," kata Elly yang melakukan riset tentang tradisi mudik 29 Juni lalu.
Dalam risetnya ditemukan bahwa perjalanan mudik memerlukan persiapan mental, kesabaran dan tenggang rasa yang tinggi. Daerah tujuan mudik umumnya padat disertai kemacetan yang panjang.
Elly menyimpulkan, dalam prosesnya mudik dapat menumbuhkan beberapa sikap positif seperti kebersamaan, kesabaran, kehati-hatian dan sikap berbagi.
Selain itu, mudik identik dengan pulang kampung. Memaknai pulang kampung menjadi introspeksi bagi manusia di tengah rutinitas mencari hal-hal dunia yang serba materialistis.
"Manusia memerlukan ketenangan dan pada akhirnya akan kembali ke kampung akhirat yang kita harapkan sebagai sebuah kampung yang tenang, aman, tentram dan damai," ujarnya.
Dengan kata lain, sambung dia, memaknai mudik yang benar dapat memperteguh keimanan. "Keteguhan keimanan menjadi modal dasar untuk membangun kehidupan masyarakat lebih baik," ujarnya.
Untuk itu, ia menambahkan, jika pemerintah mengelola mudik dengan baik maka tradisi ini tidak menutup kemungkinan menjadi pengurang kesenjangan pembangunan kota dan desa.
"Dengan adanya transfer ekonomi ke daerah, mudik justru jadi solusi kesenjangan pembangunan. Mudik memiliki potensi yang besar jika dikelola dengan benar," ujarnya.
LPDP Lakukan Transplantasi Karang dan Pemberdayaan Masyarakat
Novo Nordisk Indonesia Menerapkan Pendekatan Holistik
Kepengurusan IESPA 2021-2026 Baru Siap Dorong Jutaan Gamers Jawa Barat
SimpleDesa dari SVN di KBB Beri Kemudahan Bagi Kepala Desa
Segudang Manfaat Elok Terasa di Desa Wisata Stone Garden
Tahun Ini, Sertifikasi Gratis TKDN dari Kemenprin Telah Lampaui Target
Jelang KTT G20 2022, Sebuah Dialog Digelar Guna Membangun Kolaborasi
384 Pembalap Ramaikan Teras Caf 1st Series di Lembang
Karier.mu dan Kartu Prakerja Bantu Asah Kompetensi Diri
Donatur Loyal Rumah Zakat Bisa Dapat Happiness Card, Ini Keuntungannya