Lebaran dan tahun ajaran baru berdekatan, penjualan kue kering menurun

Oleh Farah Fuadona pada 24 Juni 2016, 13:07 WIB

Bandung.merdeka.com - Momen Ramadan tahun ini bertepatan dengan tahun ajaran baru anak sekolah. Hal tersebut berpengaruh pada penjualan kue kering. Pengaruhnya terbilang negatif karena penjualan kue kering mengalami penurunan.

Marcomm BCS Cookies Spesialist, Silvia Dewi menjelaskan, penjualan mengalami penurunan hingga 10 persen. Meski penurunan tersebut tak tergolong besar, namun berpengaruh pada penjualan.

"Biasanya kalau mau lebaran penjualan kue kering meningkat pesat. Namun beda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini justru mengalami penurunan," ujar Silvia kepada Merdeka Bandung, Jumat (24/6).

Korelasi antara bertepatannya tahun ajaran baru ini karena konsumen kue kering dari BCS Cookies Spesialist merupakan ibu-ibu. Tahun ini, kebanyakan ibu-ibu lebih memilih membayar uang sekolah ketimbang membeli kue.

"Ya ibu-ibu pasti mikirnya bayar sekolah dulu terus beli peralatan sekolahnya, baru beli kue. Jadi itulah yang membuat penjualan kue kering menurun tahun ini," jelasnya.

Tak hanya bertepatan dengan tahun ajaran baru, melemahnya perekonomian Indonesia juga sedikit banyak berpengaruh pada penjualan kue kering.

Meski mengalami penurunan, proses produksi kue kering masih terus berlangsung hingga hari ini. Bahkan setiap hari BCS Cookies Spesialist mampu memproduksi 12 ribu toples.

Untuk penjualan 50 persen pasar dari kue kering ini adalah kota Jakarta, 35 persen ada di Bandung, dan sisanya tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Bicara soal varian yang palig laris, kata Silvia, produk klasik seperti nastar dan kastengel masih menjadi primadona. Bahkan tahun lalu, nastar menjadi produk yang laris manis jauh sebelum momen lebaran tiba.

"Makanya tahun ini produksi nastar ditambah karena takutnya kayak tahun kemarin, kita produksi banyak tapi permintaan juga banyak. Jadinya kita tambah produksi," tutur dia.

Tag Terkait