Dinilai gagal jaga lingkungan Emil minta BPLHD Jabar nilai secara fair
Ridwan Kamil
Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan pengawasan pabrik-pabrik penghasil limbah akan ditingkatkan. Terutama pabrik yang disinyalir membuang limbah sembarangan sehingga memcemari lingkungan.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengaku akan memerintahkan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kota Bandung untuk segera mengaudit pabrik-pabrik untuk membuktikan praktik di lapangan. "Jadi saya sudah perintahkan BPLHD untuk ngecek," katanya di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, Rabu (22/6).
Emil menyebut memang masih banyak pabrik di Kota Bandung yang masuk kategori rapor merah atau dinilai buruk. Namun kebanyakan bukan karena pelanggaran fisik melainkan administrasi yang belum dipenuhi.
"Definisi rapot merah menurut BPLH Kota Bandung tidak semua pelanggar fisik. Ada sekian persen lebih pada pelanggaran administratif. Tidak punya sertifikat ini, sertifikat itu," jelas Emil.
Emil memang tidak menampik masih ada pencemaran limbah di Kota Bandung. Ia pun tidak menolak ada kritik dari berbagai pihak terkait kinerja pemerintahannya.
Namun, kata dia, semua pihak yang mengkritik juga harus secara adil. Ketika Bandung meraih sejumlah prestasi, maka harus diapresiasi juga.
"Jangan ada masalah dikritik pas kita berprestasi pura-pura tidak tahu. Kita dapat Adipura, kita langit biru juara satu nasional dan lain-lain, jadi fair," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kota Bandung dinilai gagal menjaga lingkungan karena masih banyak pencemaran limbah oleh Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, Anang Sudarna, Selasa (21/6) lalu. Anang Sudarna mengatakan dari 45 pabrik dan perusahaan yang diperiksa di Kota Bandung, 32 perusahaan atau 70 persennya melanggar. Di mana mencemari lingkungan dengan limbah.
"Hasilnya sangat ironis. Ternyata yang paling buruk yaitu Kota Bandung. Pelanggaran terbanyak terjadi di Kota Bandung. Pengelolaan limbah dan lingkungannya masuk kategori merah dan hitam. Artinya sangat buruk dan gagal mengelola limbah," kata Anang.
Dia mengaku heran dengan hasil pemeriksaan. Padahal, pabrik-pabrik dan perusahaan yang diperiksa tersebut merupakan usulan masing-masing daerah sendiri bukan diperiksa secara acak. "Kabupaten Bandung yang pabriknya lebih banyak, malah lebih bagus, di sini mana peran Wali Kota (Ridwan Kamil)," ujarnya.
Dia mengaku, sejak beberapa tahun terakhir tidak ada langkah nyata yang dilakukan Pemkot Bandung dalam membina industri terutama dalam pengelolaan limbah dan lingkungannya. "Ini bukan omongan Anang Sudarna, tapi ini hasil penilaian tim independen. Ini bisa dipertanggung jawabkan karena ada fakta empiris akademiknya," jelasnya.
Tag Terkait
LPDP Lakukan Transplantasi Karang dan Pemberdayaan Masyarakat
Novo Nordisk Indonesia Menerapkan Pendekatan Holistik
Kepengurusan IESPA 2021-2026 Baru Siap Dorong Jutaan Gamers Jawa Barat
SimpleDesa dari SVN di KBB Beri Kemudahan Bagi Kepala Desa
Segudang Manfaat Elok Terasa di Desa Wisata Stone Garden
Tahun Ini, Sertifikasi Gratis TKDN dari Kemenprin Telah Lampaui Target
Jelang KTT G20 2022, Sebuah Dialog Digelar Guna Membangun Kolaborasi
384 Pembalap Ramaikan Teras Caf 1st Series di Lembang
Karier.mu dan Kartu Prakerja Bantu Asah Kompetensi Diri
Donatur Loyal Rumah Zakat Bisa Dapat Happiness Card, Ini Keuntungannya