Awal Ramadan dan Lebaran tahun ini diprediksi serentak

Oleh Mohammad Taufik pada 31 Mei 2016, 14:27 WIB

Bandung.merdeka.com - Awal pelaksanaan puasa Ramadan dan perayaan Idul Fitri tahun ini diprediksi akan bersamaan. Penghitungan awal bulan tersebut sudah dilakukan beberapa organisasi masyarakat Islam, dan hasilnya jatuh pada waktu sama, yakni pada 6 Juni mendatang.

"Tahun ini bulan bersahabat, untuk Ramadhan dan Syawal kita diprediksi akan bersamaan," kata Ketua Badan Hisab dan Rukyat Cimahi Tubagus Hadi Sutiksna di kampus Unisba Bandung, Selasa (31/5).

Menurut dia, sejumlah metode penghitungan seperti hisab (perhitungan) maupun rukyat (pengamatan) menetapkan tanggal 6 merupakan awal Ramadan.

Dia mengatakan, dalam Alquran, rukyat itu tidak selalu identik dengan melihat secara langsung. "Melihat hilal tidak hanya bisa dengan mata telanjang, tapi bisa dengan hitungan," katanya.

Menurut dia, meski sudah ada, wujud hilal tidak selalu bisa terlihat. Salah satunya akibat bentuk bumi yang bulat.

"Berapa tinggi derajat hilal di atas ufuk menurut hitungan. Akan tetapi bisa secara astronomi, wujudnya belum ada, belum terlihat. Salah satunya karena bumi yang melengkung, tidak lurus," katanya.

Terlebih, saat ini derajat untuk mengukur hilal pun sudah diturunkan dari empat derajat menjadi dua derajat. "Kriteria ahli rukyat sudah lebih rendah, minimal dua derajat. Pemerintah sebagai penengah menentukan imkanu rukyat, feasibility hilal berpeluang dapat dilihat. Pemerintah membuat sebesar dua derajat. Jika tanggal 5 (Juni) hilal lebih besar dua derajat, maka tanggal 6-nya puasa," ujarnya.

Meski begitu, dia tidak menampik adanya peluang perbedaan awal Ramadhan dan Syawal. Sebab, masih ada ormas Islam yang menentukan kriteria hilal empat derajat. "Kemungkinan puasanya Selasa tanggal 7," ujarnya.

Meski begitu, dia meminta masyarakat tidak mempersoalkan perbedaan tersebut. "Pemerintah juga memberikan ruang untuk adanya perbedaan itu. Dan ini memang hal yang biasa," katanya menegaskan.