Geruduk Gedung Sate, ratusan massa FPI tolak kebangkitan PKI
Bandung.merdeka.com - Sekitar 500 massa dari organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) Jabar menggeruduk Gedung Sate, kantor Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Dengan busana serba putih, FPI menolak kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Massa datang ke Gedung Sate, Selasa (31/5) sekitar pukul 09.00 WIB. Secara bergiliran massa FPI ini menyampaikan aspirasi dan penolakan adanya indikasi kekhawatiran kebangkitan PKI di Indonesia. "PKI jelas hadir menjadi musuh, agama, bangsa dan negara," teriak orator di atas mobil bak terbuka yang kemudian diiringi takbir ratusan massa dengan kepalan tangan ke atas.
Ketua DPD FPI Jabar Abdul Qohar mengatakan, sinyal-sinyal bangkitnya komunis di Indonesia mulai terlihat ketika pemerintah membentuk komisi rekonsiliasi yang mana hal tersebut justru memberikan kompensasi bagi keturunan komunisme. "Dari sini kami menolak hal tersebut," katanya di sela aksi.
Dia juga mengingatkan pada seluruh partai politik untuk membersihkan kadernya dari faham komunisme dan melakukan pengganti aturan waktu terhadap kadernya yang terindikasi berhaluan komunisme.
Massa FPI tolak kebangkitan PKI
© 2016 merdeka.com/Andrian Salam Wiyono
"Kami juga meminta pada pemerintah untuk meminta maaf atas nama bangsa Indonesia pada PKI dan memberi rehabitilasi pada keluarga komunis," terangnya.
Selanjutnya FPI juga menolak segala upaya pencabutan TAP MPR Nomor XXV Tahun 1966 tentang pembubaran PKI dan pelarangan penyebaran paham komunisme, marxisme dan leninisme di Indonesia.
"Kami di sini siap berjuang dengan harta, jiwa dan raga untuk menghadang bangkitkan PKI yang berkehendak serta mencoba menghidupkan kembali ajaran komunisme di Indonesia," uacapnya.
Dia meminta seluruh rakyat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengawasi lingkungan adanya penyusupan. Dalam aksi damai massa juga mengusung beberapa bendera dan poster seperti 'Tidak ada tempat buat PKI', 'Hancurkan Paham Komunisme', 'Ayo Ganyang PKI!'.
Di akhir aksinya massa yang menutup Jalan Diponegoro (depan Gedung Sate) menyanyikan lagu Indonesia Raya dan ditutup dengan salawatan. Aksi tersebut berlangsung tertib. Ratusan polisi mengawal jalannya aksi.