Begini cara Ridwan Kamil menerjemahkan Pancasila di Kota Bandung

Oleh Farah Fuadona pada 30 Mei 2016, 14:57 WIB

Bandung.merdeka.com - Hari Kelahiran Pancasila diperingati setiap tangal  1 Juni. Momen ini lahir saat Presiden pertama Indonesia Sukarno menyampaikan pidato tentang pancasila pada tanggal 1 Juni 1945. Kota Bandung menjadi tuan rumah peringatan Hari Kelahiran Pancasila secara nasional pada tahun ini.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyebut Pancasila bukan hanya sekadar hafalan saja. Lebih jauh dari itu, menerjemahkan Pancasila menjadi sesuatu yang kekinian, merupaka hal yang relevan untuk diterapkan dalam pemerintahan saat ini.

Hal itu pula, yang kemudian dia terjemahkan dalam berbagai program yang digulirkan oleh Pemkot Bandung. "Kalau menghapal saya kira semua sudah bisa walaupun ditemukan juga makin ke sini tidak hapal juga. Tapi menterjemahkan Pancasila menjadi sesuatu kekinian menjadi sesuatu yang relevan itu yang tantangan. Maka kita terjemahkan di Bandung," ujar Ridwan kepasa wartawan saat ditemui seusai acara bedah buku Pancasila Idiologi Bangsaku, Gotong Royong Semangat Negeriku yang digelar di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Senin (30/5).

Pria yang akrab disapa Emil ini mencontohkan, dalam sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan yang Maha Esa, diterjemahkan melalui program yang menguatkan kesolehan masyarakat seperti program Magrib Mengaji.

"Kemudian sila kedua kemanusiaan itu kita hubungkan sila pertama kedua dengan program 'Ayo Bayar Zakat'. Karena kalau warga bandung semua bayar zakat kemiskinan bisa hilang oleh masyarakt sendiri. Temasuk masalah persatuan kita kuatkan juga," katanya.


Selain itu kata Emil, urusan demokrasi di Kota Bandung juga selalu melibatkan peran serta masyarakat. Dia mencontohkan keberadaan dewan smart city, dewan budaya, dewan lingkungan. Hal ini dilakukan untuk menunjukan masyarakat perlu saluran baik formal maupun non formal.

"Nah terjemahan itu yang kita harapkan hadir di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia. Sehingga pancasila itu relevan," ucap Emil.

Emil mengungkapkan, Pancasila juga merupakan identitas bagi bangsa Indonesia. Sehingga Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara lain.

"Indonesia dimirip-miripkan dengan Amerika, digeser supaya mirip barat Tiongkok, enggak bisa. Karena kita punya identitas. Identitaslah yang membedakan kita istimewa dibandingkan dengan lainnya," katanya.

Untuk itu lanjut Emil, dalam pidatonya Bung Karno secara jelas menyatakan tiga hal yakni bahwa Politik Indonesia bebas aktif, ekonominya harus berdikari tidak tegantung pada orang lain dan harus punya kebudayaan yang punya kepribadian.

"Semakin banyak yang menerjemahkan ke dalam program kekinian, Insya Allah langgeng namanya Pancasila itu," ujarnya.

Tag Terkait