BKSDA Jabar ancam ambil satwa di Kebun Binatang jika tidak berbenah

Oleh Farah Fuadona pada 12 Mei 2016, 12:32 WIB

Bandung.merdeka.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jabar mengancam Yayasan Margasatwa Tamansari yang ambil alih Kebun Binatang Bandung untuk membenahi pengelolaannya. BKSDA menyebut pengelola tidak profesional, hal itu bisa dilihat dari matinya Gajah Sumatera, Yani yang tidak terurus.

Yani gajah malang itu mati Rabu petang usai sepekan terkulai lemas di atas jerami yang hanya ditutup terpal. Sejak sakit tidak ada dokter yang menanganinya.

"Kami sudah beri teguran lisan kemarin dan pagi ini secara tertulis," ujar Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jabar Sylvana Ratina, di pintu I Kebun Binatang, Bandung, Kamis (12/5).

Teguran tertulis itu berupa peringatan kepada Margasatwa Tamansari harus ada perbaikan signifikan selama 30 hari ke depan. Salah satu yang harus diperhatikan yakni keberadaan dokter tetap. "Intensif pembinaan 30 hari agar ada perbaikan signifikan. Kewajiban itu menyediakan dokter hewan, sudah setahun enggak ada," ujarnya.

"Setahun ini enggak ada, sifatnya hanya kondisional dan mendatangkan (dokter kalau ada yang sakit), harusnya menyediakan. Kalau masih begitu seluruh binatang akan diambil alih negara," kata Sylvana.

Pengelolaan Kebun Binatang Bandung ini memang banyak dikeluhkan masyarakat. Termasuk munculnya petisi dari komunitas SaveBandungZooProject di website www.change.org. Dalam petisnya masyarakat meminta perbaikan pengelolaan kebun binatang pada Pemkot Bandung.

Selama ini Kebun Binatang Bandung dikelola Yayasan Taman Margasatwa Taman Sari. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan, bahwa masalah pengelolaan di Kebun Binatang sudah sering dikeluhkan pada dirinya. Dia mengaku ingin membawa investor agar tempat wisata di Bandung itu bisa dibenahi.