Menkominfo Rudiantara: Setiap orang 'banci tampil' atau suka difoto

Oleh Mohammad Taufik pada 10 April 2016, 10:07 WIB

Bandung.merdeka.com - Menteri Komunikasi dan informatika Rudiantara membuka pengumuman Anugerah Pewarta Foto Indonesia (APFI) 2016 di Gedung Merdeka Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung, Sabtu (9/4).

Rudiantara menilai, foto jurnalis berbeda dengan foto karya fotografer non-jurnalis. Foto-foto jurnalistik lebih mengandung feeling. Ia menduga mungkin para pewarta foto orangnya pada sensi-sensi.

"Beda fotografer dan jurnalis (foto). Foto jurnalis punya feeling , agak sensi juga karena bisa memanfaatkan momentum tertentu. Tapi bukan hanya momen, mungkin insting atau apapun namanya," kata Rudiantara.

Menurut dia, foto jurnalistik memiliki makna sosial yang kuat, terutama di masa yang akan datang. Ia mengaku mau menghadiri acara PFI karena menyukai foto-foto jurnalistik dan secara pribadi suka difoto. Padahal sebenarnya akhir pekan ini ia sudah memiliki acara keluarga, yakni hadir pada acara pernikahan.

Namun karena PFI yang mengundang, ia 'terpaksa' melakukan lobi pada yang punya hajat agar diizinkan membatalkan hadir di pernikahan. "Setelah lobi, saya bisa hadir di sini," kata menteri kelahiran Bogor ini.

Pada dasarnya, kata dia, semua orang suka difoto. Hampir semua manusia senang difoto. Dengan kata lain, kebanyakan orang adalah 'banci tampil' karena suka difoto.

"Hanya saja ada yang jaga (menahan diri) difoto, ada juga yang mau difoto. Sehingga muncul fenomena selfie, itu ekspresi 'banci tampil' bahwa manusia senang sekali difoto. Banci tampilnya tentu dalam tanda petik," katanya sambil menjentikkan jarinya.

Pewarta foto atau jurnalis foto, kata dia, memiliki peran besar dalam memfoto peristiwa manusia. Ia menuturkan, rekan-rekan pejabatnya jika tampil di media massa cetak maupun online suka iseng menanyakan ada foto dirinya atau tidak.

Ada juga yang menanyakan softcopynya karena ingin mengoleksi foto hasil jepretan jurnalis. "Jadi kesukaan difoto adalah sifat dasar manusia," katanya.