Kepemilikan akta kelahiran rendah, Pemkot Bandung lakukan jemput bola
Bandung.merdeka.com - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung didorong untuk memperbanyak upaya jemput bola untuk meningkatkan kesadaran warga terkait kepemilikan akta kelahiran. Sosialisasi mengenai pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan perlu digencarkan lagi.
Hal itu diungkapkan Ketua Perkumpulan Studi Aksi Kependudukan (PSKA) Wilayah Jawa Barat Helmansyah dalam acara diskusi kependudukan yang digelar di Pendopo, Jalan Dalem Kaum, Jumat (8/4)
"Jadi memang harus ada dari Dinas Kependudukan yang harus turun ke RT /RW untuk melakukan sosialisasi apa pentingnya dokumen kependudukan. Itu yang harus dilakukan,"ujar Helmansyah
Dia menilai rendahnya kesadaran warga Bandung untuk membuat akta kelahiran disebabkan kurangnya pemahaman mengenai pentingnya dokumen kependudukan. Masyarakat kata Helmansyah, menganggap kepemilikan dokumen kependudukan seperti akta kelahiran belum menjadi kebutuhan.
"Kelihatanya untuk penduduk- penduduk tertentu, dokumen catatan sipil ini belum menjadi kebutuhan," katanya.
Untuk itu, pihaknya mendorong Pemerintah Kota Bandung melalui Disdukcapil untuk memperbanyak upaya jemput bola kepada masyarakat.
Selain itu lanjut Helmansyah, Pemkot Bandung juga dapat melibatkan pihak lain seperti mahasiswa untuk membantu melakukan sisialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya kepemilikan akra kelahiran.
"Bisa saja kan melibatkan mahasiswa sebagai tenaga volunter untuk sosialisiasi ke bawah," jelas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, kesadaran warga Bandung untuk membuat dokumen kependudukan seperti akta kelahiran dinilai masih rendah. Berdasarkan catatan Dinas Kependudukan dan Catat Sipil (Disdukcapil) warga berusia 0-18 tahun di Kota Bandung yang memiliki akta kelahiran baru sekitar 69 persen.
Angka tersebut dinilai masih rendah, sebab masih berada di bawah target yang ditetapkan Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) sebesar 77 persen.