Kenapa digigit nyamuk enggak sakit, tapi justru gatal?
Bandung.merdeka.com - Pernahkah Anda berpikir, kenapa gigitan nyamuk di permukaan kulit rasanya enggak sakit, tapi justru gatal? Namun sebelum itu yang perlu diketahui, ternyata hanya nyamuk betina yang kerap menggigit dan mengganggu manusia, sementara nyamuk jantan tidak pernah menyentuh kulit.
Nyamuk betina tidak benar-benar meminum darah. Darah manusia yang diisap dibutuhkan nyamuk untuk membuat telur dengan 'mencuri' protein dan zat besi dalam darah. Dalam sekali gigitan, seekor nyamuk betina biasanya minum sekitar tiga miligram darah.
Lalu apa yang membuat bekas gigitan nyamuk terasa gatal? Dikutip dari artikel yang ditulis Chanie Kirschner di situs mnn.com, dia menjelaskan mulut nyamuk lancip seperti jarum, yang disebut belalai. Saat nyamuk mendarat di probe pada kulit langsung mencari pembuluh darah. Ketika dia menemukan satu pembuluh darah, dia lalu mengisap darah dari situ.
Setelah itu nyamuk bakal meninggalkan sedikit air liur nya, yang berfungsi sebagai antikoagulan (penghambat pembekuan darah). "Tubuh kita memiliki respon kekebalan alami terhadap air liur nyamuk asing dan menciptakan histamines, sehingga menyebabkan kulit di sekitar gigitan gatal," kata Chanie dalam artikelnya itu.
Sebuah gigitan nyamuk, dia melanjutkan, tidak segera menimbulkan efek gatal. Kadang-kadang butuh beberapa jam untuk mengetahui telah digigit nyamuk. "Menariknya, beberapa orang yang sering digigit nyamuk telah mengembangkan kekebalan alami terhadap gigitan--yang berarti mereka tidak memiliki reaksi sama sekali (terhadap gigitan nyamuk)."
Gatal akibat gigitan nyamuk, meskipun menjengkelkan, sebenarnya hal yang baik karena tanpa mereka, manusia mungkin atau bahkan tidak tahu telah digigit. Lalu kenapa manusia perlu tahu telah digigit nyamuk? "Karena nyamuk bisa membawa penyakit malaria, ensefalitis dan virus West Nile," ujarnya.