Tangani masalah PKL, Ridwan Kamil: Gak usah marah-marah
PKL
Bandung.merdeka.com - Menata pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di zona terlarang agar mau direlokasi memiliki tantangan tersendiri bagi setiap kepala daerah. Hal itu juga dirasakan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengungkapkan, keberadaan PKL menjadi salah satu masalah yang terjadi di kota-kota besar seperti Bandung. Untuk itu diperlukan pola penanganan yang tepat untuk menangani masalah PKL.
Emil mengaku untuk mengatasi permasalahan PKL di Kota Bandung dirinya melakukan pendekatan khusus terhadap PKL. Cara ini dia terapkan seperti rencana relokasi PKL di Jalan Cicadas yang selalu menolak untuk direlokasi.
"Jadi ngobrol, gak usah marah-marah. Kalau Pak Jokowi mah makan-makan. Saya sendiri mah ngobrol-ngobrol dan sedikit makan-makan," ujar Ridwan kepada Merdeka Bandung saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (15/2).
Emil mengatakan, setiap melakukan penataan PKL, dirinya selalu memberikan solusi alternatif tempat berdagang untuk para PKL. Sehingga tidak hanya sekadar melakukan penertiban.
"Pada dasarnya PKL itu ingin ketenangan, jadi pasti saya cari solusi. Solusi itu gak selalu ideal. Tetapi semua harus kompromi terhadap berkeadilan itu. Tetapi tidak ada (penertiban PKL) Saya nggak ngasih solusi," ucap pria lulusan Teknik Arsitektur ITB ini.
Dengan cara-cara itu lanjut Emil, dirinya dapat mengetahui PKL yang mau ditata dan yang selalu menolak. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, PKL yang menolak ini biasanya PKL yang 'nakal'.
"Semuanya kita cari solusi. Nanti ketahuan yang aslinya, ada yang mau ditata dan ada yang enggak. Yang si keukeuh (menolak) ini yang nakal-nakal " kata Emil.
Emil mencontohkan keberhasilan dalam menata PKL dapat dilihat seperti PKL di kawasan Jalan Dalem Kaum, Kepatihan dan Merdeka (BIP). Sekarang kawasan tersebut telah bebas dari PKL, namun PKL tetap bisa berjualan di tempat relokasi yang baru.
"Dinamika mengelola kota tidak hitam putih. Ada orang yang mau ditata dan gak mau ditata. Namun kita tidak akan menyerah. Secara konsep sekarang sudah jauh lebih baik. Saya tiap tahun menyicil sampai akhir jabatan Saya," ujarnya.
Tag Terkait
LPDP Lakukan Transplantasi Karang dan Pemberdayaan Masyarakat
Novo Nordisk Indonesia Menerapkan Pendekatan Holistik
Kepengurusan IESPA 2021-2026 Baru Siap Dorong Jutaan Gamers Jawa Barat
SimpleDesa dari SVN di KBB Beri Kemudahan Bagi Kepala Desa
Segudang Manfaat Elok Terasa di Desa Wisata Stone Garden
Tahun Ini, Sertifikasi Gratis TKDN dari Kemenprin Telah Lampaui Target
Jelang KTT G20 2022, Sebuah Dialog Digelar Guna Membangun Kolaborasi
384 Pembalap Ramaikan Teras Caf 1st Series di Lembang
Karier.mu dan Kartu Prakerja Bantu Asah Kompetensi Diri
Donatur Loyal Rumah Zakat Bisa Dapat Happiness Card, Ini Keuntungannya