Begini langkah Kadishub baru benahi transportasi di Bandung

Oleh Farah Fuadona pada 05 Februari 2016, 18:17 WIB

Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil baru saja melantik tiga pejabat eselon II di Gedung Serbaguna, Balai Kota Bandung, Jumat (5/2). Nama Didi Ruswandi terpilih sebagai Kepala Dinas Perhubungan baru menggantikan Ricky Gustiadi yang diberhentikan oleh Wali Kota Bandung.

Ditemui seusai acara pelantikan, Didi yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung mengatakan, langkah pertama yang diambil setelah dirinya menjabat sebagai Kadishub yakni menginventarisir masalah transportasi yang terjadi di Kota Bandung seperti kemacetan, parkir liar. Namun salah satu fokus utama yang ingin dibenahi, Didi mengaku lebih menekankan untuk mengubah pola perilaku masyarakat untuk beralih dari transportasi pribadi ke transportasi umum.

"Konteksnya bagaimana kita beri insentif supaya orang lebih memilih pake kendaraan umum. Kemudian bagaimana membangun sistem kendaran umum yabg menarik bagi pengguna. Jadi kita akan coba bikin feeder dari terminal atau shelter ke persil itu memungkinkan kalau bikin sepeda. Jadi dari rumah naik sepeda ke shelter atau terminal terus naik angkot kayak di Jepang, " ujar Didi kepada Merdeka Bandung, Jumat (5/2).

Dia menuturkan, pihaknya ingin mulai melakukan transformasi pelayanan tranportasi di Bandung dari angkutan kota ke bus. Pihaknya mengaku akan menjalin berkomunikasi dengan pihak pengusaha angkutan umum untuk merealisasika rencana tersebut.

"Jadi bagaimana supaya pengusaha angkot mau beralih ke bus. Nah ini butuh insentif yang harus kita pikirkan. Dari segi regulasi yang harus kita bangun. Itu yang akan kita coba," katanya.

Selain itu lanjut Didi, masalah kebocoran parkir , pelayanan taksi  dan  kemacetan  juga akan menjadi fokus pembenahan masalah transportasi di Kota Bandung. Untuk masalah tingginya kebocoran parkir, Didi mewacanakan untuk menggunakan pendekatan teknologi dengan menambah jumlah mesin parkir di Kota Bandung.

Sementara terkait banyaknya keluhan pelayanan  taksi di Kota Bandung, pihaknya berencana akan memberlakukan sertifikasi untuk pengemudi taksi.

"Kita akan coba mengadopsi pola di Kota Solo. Mereka karena kota wisata, jadi supir taksi didiklatkan. Jadi kita harus punya standar pelayanan, bagaimana cara menyapa seperti apa dan sebagainya. Di samping itu ada sertifikasi. Argo. Kalo tidak ada argo, sertifikasi dicabut, sehingga supir gak bisa nyetir taksi," ungkapnya.

Sementara itu saat disinggung terkait proyek berskala besar seperti LRT dan Cable Car di Kota Bandung, Didi mengaku belum ingin bicara banyak. Dia mengaku akan memperlajari terlebih dahulu.

"Saya coba pelajari dulu," pungkasnya
 
Â

Tag Terkait