Langkah mitigasi bencana, Pemkot Bandung susun rencana kontijensi

Oleh Mohammad Taufik pada 13 Oktober 2018, 11:02 WIB

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) sedang menyiapkan dokumen rencana kontijensi untuk mitigasi bencana. Dokumen ini nantinya akan menjadi panduan pemerintah kota Bandung dalam menghadapi bencana.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, Sihar Pandapotan Sitinjak mengatakan salah satu potensi bencana yang diwaspadai yakni keberadaan sesar lembang. Sebab jika sesar lembang mengalami pergerakan bisa menyebabkan gempa bumi yang berdampak di cekungan Bandung termasuk Kota Bandung.

"Wilayah cekungan Bandung ini kan bekas Danau purba yang mengering. Berdasarkan penelitian para ahli ada potensi bencana dengan keberadaan sesar lembang yang terbentang sepanjang 29 km dari Padalarang sampai Gunung Manglayang. Sebagai pemerintah tentu harus melakukan sesuatu senagai langkah mitigasi bencana. Nah kita sekarang sudah punya rencana kontinjensi. Dokumen ini sudah kita biat dari tahun 2017. Rencana akan kita uji publik kepada beberapa ahli agar bisa lebih sempurna. Setelah itu akan ditandatangan oleh wali kota untuk menjadi panduan kita dalam mitigasi bencana," ujar Sihar kepada wartawan, Jumat (12/10).

Menurut Sihar, pihaknya pun terus mensosialisasikan mitigasi bencana. Hal tersebut penting sebagai bekal bagi masyarakat saat menghadapi bencana sehingga dapat meminimalisir kerugian.

Menurut Sihar, sosialisasi telah dilaksanakan dari tingkat sekolah, perkantoran, hotel dan pusat perbelanjaan. Melalui sosisalisasi itu, masyarakat semakin paham hal yang harus dilakukan saat terjadi bencana.

“Bencana pasti ada, caranya kita hadapi kegiatan dengan tenang. Harus mengerti apa yang harus disiapkan. Intinya masyarakat tenang hadapi bencana yang terjadi jadi nggak panik," katanya .

Menurutnya, setelah terjadi bencana gempa di Lombok dan Palu-Donggala, permintaan sosialisasi dan simulasi bencana cukup tinggi. Hal ini menandakan mulai meningkatnya kesadaran masyarakat akan mitigasu bencana.

“Meskipun sebuah bangunan itu sudah terdapat petunjuk arah jalur evakuasi, tetapi kita tetap memberikan materi sampai masyarakat paham. Apa yang harus dilakukan sampai menyelamatkan diri,” tuturnya.

Saat gempa, lanjutnya, bangunan, langit-langit akan runtuh menimpa benda di bawahnya. Untuk itu perlu kesigapan untuk menyelamatkan diri. Selain itu, masyarakat juga bisa menyimpan aplikasi Emergency Call 113. Ini dapat memberikan pelayanan dan memudahkan masyarakat untuk melapor saat terjadi bencana.

“Dengan aplikasi ini masyarakat akan lebih mudah melaporkan peristiwa kebakaran. Itu dapat mempercepat respons dari petugas Damkar untuk datang ke lokasi kejadian,” ujarnya.

Tag Terkait