Ini yang dilakukan STP NHI Bandung untuk peringati World Tourism Day
Bandung.merdeka.com - Dalam memperingati Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day) yang jatuh pada Kamis (27/9), Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung (STP NHI Bandung) melaksanakan dua program kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan, yang tentunya menjadi salah satu pendukung kenyamanan dalam berwisata.
Dalam program ini, STP NHI Bandung fokus kepada bahaya yang ditimbulkan oleh sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari dan di bidang pariwisata. Kegiatan sendiri dilangsungkan hari ini, Jumat (28/9).
Adapun kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya mengingatkan kembali bahaya sampah yaitu Kegiatan Internal STP NHI Bandung âBring Your Own Bottleâ dan Kegiatan Eksternal STP NHI Bandung âWonderful Tourism With Less Plasticâ.
Sebagai perguruan tinggi yang bernaung di bawah Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan secara teknis akademis dibina oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, STP NHI Bandung dinilai memiliki tanggungjawab atas kebersihan lingkungan guna membuat nyaman para wisatawan ke Kota Kembang.
Ketua Pelaksana kegiatan Wonderful Tourism with Less Plastic 2018, Indri Handyastuti mengatakan, Wonderful Tourism with Less Plastic adalah salah satu wujud komitmen STP NHI Bandung untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan di Kota Bandung.
"Kurang lebih 1.400 mahasiswa STP NHI Bandung akan terjun ke daerah Setiabudhi, Cihampelas, dan Dago untuk mengumpulkan sampah plastik di daerah tersebut serta melakukan kampanye pengurangan penggunaan plastik melalui kegiatan stickering kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar area tersebut," ujar Indri kepada Merdeka Bandung saat ditemui di STP NHI Bandung, Jumat (28/9).
Kegiatan ini sebagai salah satu wujud tanggung jawab insan pariwisata terhadap kegiatan pariwisata yang juga berpotensi untuk menambah jumlah sampah plastik juga diharapkan mampu menimbulkan kepedulian di kalangan masyarakat untuk mulai mengurangi penggunaan plastik. Selain itu, STP NHI Bandung juga akan melakukan sosialisasi Wonderful Tourism with Less Plastic melalui Media Sosial.
Area yang akan menjadi target pembersihan pada kampanye Wonderful Tourism with Less Plastic yaitu Area Gerlong Girang - Gerlong Hilir, Area Gerlong Hilir â Borma Setiabudhi, Area Borma Setiabudhi - Setiabudhi Supermarket, Area Setiabudhi Supermarket - Jalan Lamping, Area Jalan Lamping - RS Advent, Area RS Advent â Pasopati, Area Gandok - Taman BBWS Cikapundung, Area BBWS Cikapundung - Simpang Dago, Area Simpang Dago - RS. Borromeus, Area RS. Borromeus - Taman Cikapayang, Area Taman Cikapayang - Simpang Merdeka.
"Sebagai generasi muda di bidang pariwisata, bentuk semangat mahasiswa STP NHI Bandung dalam memeriahkan Hari Pariwisata Dunia juga tampak dari penampilan yang mereka suguhkan setelah dilaksanakannya kegiatan Wonderful Tourism with Less Plastic. Beberapa penampilan tersebut yaitu menari Poco-Poco, tari tradisional oleh Kemilau Ratimaya, Paduan Suara, dan Nara Angklung," jelasnya.
Bukan hanya itu, lanjut Indri, belum lama ini marak pemberitaan mengenai sampah-sampah di tempat-tempat wisata seperti Pantai Kuta, Kepulauan Seribu, dan juga Kota Bandung. Beberapa tempat tersebut merupakan destinasi wisata kuliner dan wisata belanja yang populer di Indonesia, yang juga pernah dilanda keadaan darurat sampah.
Sampah plastik menjadi perhatian dunia dikarenakan untuk membuat botol-botol plastik yang di pakai setiap harinya, diperlukan kurang lebih 175 juta barel minyak bumi dalam setahun. Nyatanya biaya produksi tersebut setara dengan biaya pembuatan satu juta unit mobil.
Penelitian menyebutkan bahwa diperlukan waktu sekitar 1 milenium atau 1000 tahun untuk mengurai sampah plastik di tanah. Sementara Indonesia telah memproduksi kurang lebih 300 juta ton yang berpotensi mencemari lingkungan.
Plastik mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan bahkan kematian jika termakan oleh manusia maupun hewan.
Pembakaran yang tidak sempurna dari plastik dapat menghasilkan zat kimia berbahaya yang disebut dioksin yang memicu kanker dan gangguan syaraf. Sampah plastik dapat menjadi penyebab banjir apabila dibuang tidak pada tempat semestinya.
Menanggulangi sampah terutama sampah plastik tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab satu atau dua perusahaan saja, akan tetapi menjadi bagian dari tanggung jawab sosial yang perlu kita tanggulangi bersama.
"Kami berharap kegiatan World Tourism Day 2018 ini dapat menjadi tonggak dimulainya kesadaran untuk lebih memperhatikan lingkungan hidup dan mulai berkontribusi dari hal kecil seperti mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan ini, diharapkan tidak hanya insan pariwisata saja yang memperingati World Tourism Day, namun masyarakat luas juga berpartisipasi dengan turut mempromosikan pariwisata Indonesia menuju kancah internasional," katanya.
Â