Unjuk rasa minta Emil batalkan pencalonan Benny Bachtiar jadi Sekda Kota Bandung

Oleh Mohammad Taufik pada 30 Agustus 2018, 14:30 WIB

Bandung.merdeka.com - Massa dari berbagai elemen masyarakat Kota Bandung yang menamakan diri Forum Peduli Bandung melakukan aksi unjuk rasa menolak pencalonan Benny Bachtiar sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung. Massa menyampaikan aspirasinya di tiga titik yakni Gedung DPRD Kota Bandung, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat dan Kantor Walikota Bandung, Kamis (30/8).

Dalam aksinya mereka membawa spanduk dan poster yang berisi aspirasi penolakan mereka terhadap pencalonan Benny yang merupakan mantan Asisten Daerah Pemkot Cimahi.

Koordinator aksi, Toto Sulaeman, mengatakan pihaknya menuntut Walikota Bandung Ridwan Kamil untuk membatalkan pencalonan Benny sebagai calon Sekda Kota Bandung. Menurutnya, pemilihan Benny sebagai Sekda Kota Bandung diduga sarat akan unsur nepotisme.

"Benny dan Ridwan Kamil itu teman SMA, teman dekat. Jadi jelas ada indikasi KKN oleh Ridwan Kamil. Padahal dalam open bidding, Benny hanya menempati peringkat tiga," ujar Toto kepada awak media di sela aksi.

Dia pun mempertanyakan alasan Ridwan Kamil memilih Benny. Sebab, berdasarkan hasil open bidding (seleksi) masih ada dua calon Sekda yang memiliki kualitas lebih baik dari Benny Bachtiar.

"Open bidding itu hanya akal-akalan saja. Kalau Ridwan Kamil tetap memaksakan (Benny), kami akan menggugat Ridwan Kamil secara hukum dan gagal jadi gubernur," katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Edi Laban dari komunitas Jabar Transparan. Menurut Edi, selain menimbulkan pertanyaan besar terhadap hasil open bidding, pemilihan Benny sebagai calon Sekda Kota Bandung juga telah mencederai tatanan birokrasi Kota Bandung.

Idealnya, kata dia, Ridwan Kamil memilih calon Sekda berdasarkan hasil open bidding yang dilakukannya. Terlebih, dua calon dengan peringkat dua teratas merupakan birokrat Kota Bandung yang telah terbukti kinerjanya.

"Pemilihan Benny jelas-jelas mematikan tatanan birokrasi di Kota Bandung. Padahal selama ini para kepala dinas telah kerja keras membantu Ridwan Kamil yang memperoleh puluhan penghargaan dan prestasi. Itu bukti konkret," ucap Edi.

Sementara itu, Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional Kesbangpollinmas Kota Bandung, Iwan Hermawan yang mewakili Pemkot Bandung mengatakan, pihaknya memohon maaf karena Walikota dan Wakil Walikota Bandung tidak dapat menerima secara langsung aspirasi yang disampaikan masyarakat, karena sedang mengikuti agenda yang tak bisa ditinggalkan. Ia berjanji akan menyampaikan aspirasi warga Bandung tersebut kepada Ridwan Kamil.

"Selain Forum Peduli Bandung, beberapa insitusi lain juga menyampaikan aspirasi yang sama. Saya pastikan akan menyampaikan aspirasi ini kepada pimpinan," ujar Iwan di hadapan massa aksi.

Menurutnya, secara aturan tidak serta merta Benny Bachtiar akan menjadi Sekda Kota Bandung. Sebab, selain disetujui Pemkot Bandung, usulan Sekda juga harus disetujui Pemprov Jabar, Komisi ASN dan Kemendagri.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil telah merekomendasikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Cimahi Benny Bachtiar sebagai Sekda Kota Bandung pada akhir Juli lalu. Nama Benny telah diajukan ke Kemendagri sebagai calon sekda Kota Bandung. Benny menyisihkan dua nama calon lainnya yakni Ema Sumarna (Kepala BPPD Kota Bandung) dan Salman Fauzi (Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan).

"Jadi saya sudah menerima 3 nama dari sekda itu. Kemudian ini sudah dilakukan kajian lanjutan sudah berdiskusi dengan Mang Oded berkali-kali sebagai calon yang menggunakan sekda ini selama 5 tahun ke depan. Dan di hari ini saya umumkan secara fair dan adil hasil musyawarah, maka calon sekda kota bandung yang akan diajukan ke kemendagri untuk proses selanjutnya adalah Bapak Benny Bachtiar, mantan asisten di Cimahi," kata Ridwan Kamil kepada wartawan seusai menghadiri acara puncak Hari Koperasi Tingkat Kota Bandung di Graha Manggala Siliwangi, Jumat (20/7) lalu.

Emil bantah ada KKN

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil angkat bicara terkait tudingan dari sejumlah pihak soal pencalonan Benny Bachtiar menjadi Sekda Kota Bandung. Pria yang akrab disapa Emil ini membantah dengan tegas bahwa dalam pemilihan Benny sebagai Sekda Kota Bandung diduga sarat akan unsur nepotisme

"Saya tidak terlalu kenal dengan Pak Benny. Jadi tidak betul juga KKN seolah-olah karena kedekatan. Saya lebih dekat dengan dua calon yang lain. Saya enggak pernah ketemu Pak Benny zaman SMA, karena senior Saya beberapa tahun di atas enggak pernah ketemu," ujar Emil kepada wartawan saat ditemui di Pendopo Kota Bandung, Kamis (30/8).

Emil juga menampik jika dalam pemilihan Benny sebagai calon Sekda Kota Bandung juga dinilai oleh sebagian pihak telah mencederai tatanan birokrasi Kota Bandung. Emil mengaku telah melakukan survei internal kepada ASN di lingkungan Pemkot Bandung terkait hadirnya sosok Sekda dari luar Pemkot Bandung. Dari hasil survei tersebut, sebanyak 86 persen menyatakan tidak masalah dan setuju.

"Saya bikin survei kemarin kepada seluruh PNS. Sebanyak 86 persen menyatakan tidak masalah dan setuju.
Jadi klaim sekda datang tidak dari internal Kota Bandung meresahkan, saya jawab bukan pake eceuk (katanya) tapi ilmiah yaitu survei," katanya.

Emil mengungkapkan, bahwa pemilihan Sekda merupakan hak prerogratif dari wali kota, setelah sebelumnya dilakukan seleksi oleh tim pansel. Dari tiga nama, kata Emil, tidak ada urutan secara utama, karena nilai terakhir ada pada pilihan wali kota. Selain dari perolehan nilai, ada pertimbangan lain yang membuat dirinya menjatuhkan pilihan kepada Benny.

"Dimensi apa yang tidak terbaca pansel? Dimensi chemistri, dimensi pengalaman dan sebagainya, loyalitas ini-itu dan sebaginya," katanya.

Selain itu juga, lanjut Emil, diajukannya nama Benny sebagai Sekda Kota Bandung juga merupakan hasil diskusi dengan wakilnya Oded M Danial yang juga wali kota Bandung.

"Pilihan Pak Benny itu dengan rasa hormat sudah saya diskusikan dengan Pak Oded sebagai calon pengguna. Saya bisa aja atas nama dasar hukum bahwa kumaha saya we (gimana saya), tapi saya menggunakan silih asah, silih asih silih asuh, memberikan ruang pendapat dari Pak Oded sebagai wali kota terpilih dan kesepakatannya ya Pak Benny Bachtiar," ucapnya.

"Jadi pendapat boleh tapi lihat urutan-urutan saya mengambil keputusan sangat taat kepada aturan, sangat memberikan ruang-ruang toleransi kepada Pak Oded dengan prosedur. Kalau suka tidak suka mah ada, tidak ada manusia yang disukai semua orang," katanya.

Emil menyebut progres penetapan Sekda masih menunggu surat balasan dari Kementrian Dalam Negeri. Dalam waktu dekat, kata Emil, akan ada surat balasan dari Kemendagri

"Progresnya sudah di Depdagri. Dalam beberapa hari turun surat. Untuk pelantikan, Saya tunggu arahan, bisa dilantik bareng (dengan kadis) bisa terpisah dilantik Pak Oded," katanya.

Tag Terkait