Barometer Bandung Institute rilis survei Pilwalkot Bandung, ini hasilnya..

Oleh Mohammad Taufik pada 10 Juni 2018, 01:19 WIB

Bandung.merdeka.com - Barometer Bandung Institute (BBI) merilis hasil survei Pilwalkot Bandung 2018. Hasilnya pasangan Yossi-Aries mendapat tingkat elektabilitas tertinggi sebesar 38,5 persen. Pasangan Oded M Danial-Yana Mulyana berada di posisi kedua dengan raihan 34 persen. Sedangkan duet Nurul Arifin-Chairul Yaqin Hidayat (Ruli) dipilih oleh 27,5 persen reseponden.

BBI di dalamnya merupakan para Guru Besar dari berbagai perguruan tinggi di Bandung dan Jakarta. BBI mengklaim survei yang dilakukannya benar-benar objektif dan tanpa pesanan paslon mana pun.

"Ini survei yang sangat scientific. Kami tidak punya kedekatan dengan paslon mana pun. Ini sangat objektif. Kami hanya ingin mengetahui kecenderungan memilih warga Bandung. Ini mungkin bisa jadi masukan buat para paslon," ujar Peneliti Bandung Barometer Institute, Ace Suryadi di Hotel Santika Bandung, Sabtu (9/6).

Ace mengatakan survei yang digelar pada 5-15 Mei 2018 itu menggunakan pendekatan cross-sectional survey, yaitu metode penelitian yang dilakukan pada suatu titik waktu yang bersamaan, mengambil sampel dengan variasi yang diupayakan mirip dengan variasi populasi masyarakat. Sehingga menggambarkan populasi warga Bandung yang sesungguhnya.

Jumlah sampel sebanyak 400 responden yang memiliki hak pilih dan berasal dari 30 kecamatan dan 155 kelurahan di Kota Bandung dengan memilih rumah tangga dan seorang anggota rumah tangga juga secara acak.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara dengan setiap unit sampel yang terpilih dengan margin error 5 persen. "Hasilnya pasangan Yossi Irianto-Aries Supriatna berada di posisi teratas dengan tingkat elektabilitas mencapai 38,5 persen," katanya.

Ace menjelaskan latar belakang birokrasi dan berpengalaman di pemerintahan menjadi faktor yang penting bagi masyarakat dalam menentukan pilihan guna mencari pemimpin baru di Kota Bandung. Hal ini terbukti dengan 38,8 persen responden yang mengharapkan pemimpin Kota Bandung selanjutnya harus memiliki pengalaman jabatan formal di pemerintahan.

Terlebih Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi dan kerap menjadi sorotan dalam berbagai hal birokrasi.

"Para calon pemilih cenderung akan memilih ke paslon yang mempunyai pengalaman di pemerintahan dan teruji, rencana dan program. Kemudahan dalam birokrasi menjadi sorotan pemilih dan mayoritas berharap dari kalangan tersebut untuk pemimpin nantinya," ucapnya.

Selain itu, berbagai program yang ditawarkan paslon pun menjadi salah satu pertimbangan bagi pemilih. Di antaranya, terkait peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan (27,4 persen), pemantapan kualitas infrastruktur perkotaan dan pengelolaan lingkungan hidup (20,4 persen).