Ini kata pengamat soal Program Citarum dari Hasanah
Bandung.merdeka.com - Guru Besar dan Pengamat Lingkungan Hidup Universitas Padjadjaran, Chay Asdak, mengatakan program yang digulirkan pasangan Hasanuddin-Anton Amanah (Hasanah) untuk menyelesaikan berbagai persoalan lingkungan di Jawa Barat khususnya persoalan Sungai Citarum dan Air sangat dan terukur dan realistis.
Hal itu disampaikan Chay usai menyaksikan Debat Kedua Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, yang digelar KPU Jabar, Senin (14/5) di sebuah televisi nasional.
Chay menjelaskan, program Infrastruktur, Keamanan dan Lingkungan (Turkamling) Hasanah sangat sederhana namun bisa konkret direalisasikan untuk mengurangi banjir yang diakibatkan kondisi hulu Citarum dan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh ratusan perusahaan yang beroperasi di bantaran Sungai Citarum.
Menurut Chay setidaknya ada tiga masalah yang menyebabkan banjir, erosi dan kekurangan air yakni alih fungsi lahan, degradasi hutan dan pertanian tidak konservatif.
Alih fungsi lahan dari Kawasan Lindung menjadi Kawasan Budidaya (hotel/resort, pemukiman dam pertanian) sampai saat ini, ungkap Asdak sudah mencapai 30 persen dari RTRW. Sementara isu pencemaran dari sekitar 3.236 Pabrik Texstil, 90 persen tidak memiliki Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL).
Salah satu yang digaris bawahi oleh Chay adalah keinginan Cagub Kang Hasan yang akan memodifikasi tanaman yang berada di hulu Citarum untuk mengurangi Sedimentasi.
"Untuk masyarakat petani di lahan miring harus mempertimbangkan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air," kata Chay dari siaran berita yang diterima Merdeka Bandung, Selasa (15/5).
Petani mesti diberikan pemahaman, tanaman yang menguntungkan dan penting keberlangsungan sungai adalah dengan tanaman yang bisa menahan air, misalnya pohon kopi. "Dan agar masyarakat mau pemerintah harus memberikan insentif kepada mereka," ujar Chay.
Chay yang mengambil gelar Phd di Jerman itu menyoroti rencana pasangan yang diusung oleh Partai Indonesia Perjuangan (PDI) Perjuangan itu, dengan membuat saluran-saluran mata air untuk menahan debit air.
Seperti diketahui Pasangan Nomor Urut 2, Hasanah, dalam debat publik yang diikuti oleh seluruh empat Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat, mengungkapkan keyakinannya mampu menyelesaikan persoalan lingkungan khususnya Citarum jika diamanahi untuk memimpin Jawa Barat.
Dalam persoalan Citarum, Kang Hasan mengklasifikasikan ke dalam 3 masalah yakni, masalah di Hulu, Tengah dan Hilir. Di Hulu pihaknya akan melibatkan masyarakat agar mau mengganti tanaman yang dianjurkan, yaitu tanaman yang mampu meresap air.
Pasangan Hasanah juga akan melakukan reboisasi terhadap titik titik yang dianggap kritis. Sementara di bagian tengah, bersama wakilnya, Anton Charliyan (Kang Anton) akan mengajak setiap masyarakat yang membuang sampah ke Citarum untuk mengelola sampah dengan baik.
"Juga melakukan penegakan hukum terhadap kelompok kelompok yang membuang limbah industry,â tegas Kang Hasan usai debat.
Sementara di bagian hilir Pasangan Hasanah ini memberikan jaminan nihil polusi dan debet air yang terjaga, khususnya di Danau Saguling, Cirata dan Jatiluhur.
"Saat ini di Di Sungai Citarum terdapat 20.000 Ton sampah dan 2.800 Ton Limbah industri masuk setiap harinya. Sementara program program yang digulirkan Pemerintah Daerah Gagal," ucap Kang Hasan.
Purnawirawan Jenderal Angkatan Darat itu kemudian mencontohkan keterlibatan Pangdam Siliwangi dalam 3 bulan telah menunjukan hasil. "Artinya membutuhkan keberanian dan ketegasan dalam upaya menyelesaikan masalah Citarum," kata Kang Hasan lagi.
Chay yang dihubungi via telpon menambahkan, dari sekian program yang ditawarkan Hasanah yang membuat dirinya kepincut dengan pasangan Hasanah adalah jaminan untuk menegakkan hukum dalam menindak perusahaan perusahaan yang membuang limbah industry ke Sungai Citarum.
"Saya rasa yang kita tunggu itukan komitmen dan berani menegakkan hukum. Karena di sanalah, persoalan isu Citarum paling besar. Dengan latar belakang Kang Hasan dan Kang Anton saya rasa beliau mampu," papar Chay.