Tel-U gelar ICS2C 2018 untuk mengetahui kemampuan berinternet generasi milenial

Oleh Endang Saputra pada 05 Maret 2018, 10:48 WIB

Bandung.merdeka.com - Internet, kini memang tidak bisa dipisahkan lagi khususnya bagi generasi milenial. Segala kemudahan yang diberikan internet justru akan menjadi pisau tajam bila tidak paham penggunaannya.

Untuk itu, Cyber Security Seminar and Competition and ICS2C 2018 merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Telkom University (Tel-U) berskala nasional di Gedung Auditorium (Gedung K).


Kompetisi tersebut diselenggarakan guna mengetahui kemampuan generasi milenial terhadap penggunaan internet. Apakah digunakan secara positif, atau justru sebaliknya.

Rektor Tel-U Muhammad Ashari menjelaskan, seminar dan kompetisi keamanan internet itu digelar untuk lebih memberi pemahaman terutama kepada para mahasiswa dan masyarakat tentang internet dan seluk beluknya.

"Kompetisi yang digelar bertujuan untuk mencari bakat-bakat potensial peretas di Indonesia. Para pelaku atau pengguna internet tahu manfaat dan juga bahaya dari internet itu sendiri," ujar Ashari kepada Merdeka Bandung, akhir pekan lalu.

Lewat kompetisi yang diselenggarakan pada Sabtu (2/3) ini, pihaknya ingin melihat sampai sejauh mana kemampuan 138 peserta yang terbagi dalam tim dalam menembus ketahanan siber. Selain itu, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan para hacker yang ilmunya bisa dimanfaatkan secara positif.

"Kompetisi ini hanya simulasi, pemerintah memiliki aset yang critical cyber, kira-kira seperti itu. Jadi kita ingin melihat sejauh mana mereka mampu dalam menjebol sistem yang terbagi dalam beberapa level," jelasnya.

Ketua Penyelenggara ICS2C, Maman Abdurahman mengatakan, Cyber Security Competition ICS2C 2018 merupakan kompetisi keamanan jaringan dan informasi berskala nasional yang mengangkat konsep Capture The Flag di babak penyisihan.

"Kompetisi ini terbuka untuk umum dalam bentuk tim yang terdiri dari 3 orang," kata Maman.

Gagasan event Cyber Security Competition ICS2C 2018 dilatar belakangi oleh penggunaan teknologi informasi yang massif dan insentif dalam bidang ekonomi,infrastruktur dan pemerintahan belum mempunyai keamanan yang memadai.

"Kebanyakan aplikasi-aplikasi untuk infrastruktur dan pemerintahan yang dikembangkan saat ini oleh developer belum mempunyai keamanan yang memadai. Bahkan kerentanan diperburuk dengan, semakin mudahnya orang belajar IT dan adanya State Sponsor Actor (hacker yang disponsori oleh negara) yang mencoba mengganggu kedaulatan negara," paparnya.

Maman menambahkan apabila infrastruktur dan sumber daya manusia yang ada tidak dipersiapkan dengan baik maka teknologi informasi bisa menjadi boomerang dan sumber permasalahan bagi negara.

Pada saat pembagian hadiah diperoleh keputusan pemenang. Juara satu diperoleh Grup Script Kitties dengan nilai 2750, Juara dua grup ONamaewa dengan nilai 2750, dan Juara tiga dimenangkan Grup Alfatih dengan nilai 2400.

Â