Kota Bandung akan punya Taman Asia Afrika di Kiaracondong

Oleh Farah Fuadona pada 04 November 2017, 17:09 WIB

Bandung.merdeka.com - Kota Bandung akan segera memiliki taman baru lagi. Taman bernama Taman Asia Asia Afrika ini mulai dibangun di kawasan Jalan Kiaracondong.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) sebagai tanda dimulainya pembangunan taman. Taman tersebut didedikasikan kepada sejarah yang pernah tertoreh pada tahun 1955.

Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, bahwa dirinya mendapatkan permintaan dari negara-negara Asia dan Afrika agar memiliki tempat yang merepresentasikan sejarah Konferensi Asia Afrika selain Gedung Merdeka.

"Saya putuskan taman di sini bukan sekadar taman dan hutan kota, tapi punya tema sejarah namanya Taman Asia Afrika," ujar Emil di Jalan Kiaracondong, Jumat (3/11).

Taman tersebut akan dibangun seluas 2,6 hektar.
Luasan tersebut merupakan kewajiban pembangunan Ruang Terbuka Hijau di atas lahan seluas 13 hektar milik Pemerintah Kota Bandung yang akan dibangun kemudian hari.
Di taman tersebut, selain akan menjadi ruang rekreasi dan edukasi, ada juga fungsi untuk penahan banjir

"Jadi tidak hanya estetika tapi untuk memastikan menjadi serapan saat hujan, jadi saluran-saluran kita arahkan ke sini dengan teknologi filter air," ucapnya.

Adapun pengerjaan taman tersebut diperkirakan akan memakan waktu 5-6 bulan. Pembangunan infrastruktur di lokasi tersebut dilakukan oleh pihak swasta dengan mekanisme kerja sama investasi. Keberadaan Taman Asia Afrika akan menjadi bagian dalam proyek komersial yang dikembangkan oleh Kiara Arta Park (PT Mega Chandra Purabuana)

Kini, pemerintah kota telah membentuk perusahaan daerah yang akan mengelola aset-aset kota, yakni Bandung Infra Investama. Instrumen tersebut dinilai akan lebih memberi keuntungan kepada pemerintah.

Pengelolaan sisa lahan di Jalan Kiaracondong itu juga akan langsung dikerjasamakan dengan PT. BII. Berbagai infrastruktur akan dibangun, bentuknya bisa berupa zona ekonomi atau hunian, sesuai dengan kebutuhan.

"Kalau hunian, dari 100%, ada 20% harus untuk pasar menengah bawah," pungkasnya.

Tag Terkait