Kota Bandung jadi tuan rumah pertemuan pendekar internasional

Oleh Mohammad Taufik pada 21 Oktober 2017, 15:57 WIB

Bandung.merdeka.com - Masyarakat Pencak Silat Indonesia (Maspi) menggelar event Temu Pendekar Internasional, Sabtu (21/10). Gelaran ini digelar untuk melestariakan warisan budaya pencak silat.

Acara itu dibuka langsung oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung. Pada gelaran ini diundang 36 perguruan pencak silat se-Indonesia dan mancanegara diantaranya peserta dari Belanda, Singapura, Thailand, Belgia, Perancis, India, Nepal, Jepang, Timor Leste dan Ukraina.

Ridwan mengapresiasi kegiatan yang telah digelar kedua kalinya ini. Temu Pendekar Internasional menjadi wujud pelestarian yang dilakukan oleh Maspi merupakan upaya untuk menjaga identitas bangsa. Pencak silat, salah satunya, merupakan warisan budaya yang harus terus dihidupkan.

"Saya sangat mendukung kegiatan ini karena melestarikan budaya bangsa adalah kewajiban kita sebagai bangsa yang harus punya identitas. Selemah-lemahnya bangsa adalah bangsa yang tidak punya identitas," kata pria yang akrab disapa Emil ini.

Emil menuturkan sejak dulu, silat telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-sehari. Bahkan dalam filosofi hidup warga Jawa Barat silat adalah kunci kekuatan hidup.

Ia pun mendorong pencak silat diakui dunia sebagai warisan budaya Indonesia. Ia sangat mendukung upaya para tokoh silat dan Pemerintah Indonesia yang mengajukan kepada UNESCO agar Pencak Silat dijadikan sebagai warisan budaya dunia tak benda. "Tujuannya supaya tidak diklaim," katanya.

Pada awal tahun lalu, Emil bersama tim Maspi berangkat ke Perancis untuk melakukan presentasi di hadapan para juri UNESCO. Ia diutus pemerintah pusat untuk melobi dan meyakinkan para juri bahwa Pencak Silat layak menjadi warisan dunia.

"Makanya kita lakukan preventif daripada nanti kalau sudah terjadi suka ribut tapi tidak menghasilkan hasil apa- apa. Maka dari sekarang kita daftarkan supaya akhirnya selamanya diakui menjadi milik bangsa ini," katanya.

Pada kesempatan itu, ia mengaku menjelaskan bahwa ada tiga hal yang menjadi kekhasan pencak silat yang tidak dimiliki negara lain. Selain sebagai seni bela diri, pencak silat juga mengandung unsur seni musik dan seni kostum.

Proses penilaian oleh UNESCO diperkirakan akan memakan waktu selama dua tahun. Sebab ada proses penelitian dan verifikasi untuk pembuktian mengenai budaya pencak silat di Indonesia sebagai dasar penetapan.

"Apakah betul klaim dari kita, bagaimana pembinaannya, berapa jumlah sekolah atau paguronnya nah itu yang akan diteliti. Sampai nanti waktunya kita doakan perjuangan ini membuahkan hasil," katanya.

Ketua Dewan Pembina Maspi Edwin Sanjaya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Bandung. Dukungan penuh pemerintah kota, menurutnya, sangat berarti bagi perkembangan pencak silat di Bandung.

"Tapi perjuangan kita belum selesai. Pelestarian budaya ini harus kita lakukan terus, harus kita jaga terus," ucap Edwin.

Salah satu rangkaian acara Temu Pendekar Internasional adalah menampilkan sendra Pencak Silat yang diutus ke UNESCO di Paris, Perancis. Ada pula penampilan senam pencak oleh para petarung dan rampak pencak yang dibawakan oleh TNI.

Pada kegiatan itu juga akan digelar workshop aliran pencak silat dari seluruh Indonesia, seperti aliran bandrong cimande, maenpo cikalong, terumbu banten, suliwa, dan sebagainya. Acara akan berlangsung hingga hari Senin , 23 Oktober 2017.

Tag Terkait