Konferensi pemuda Islam dunia digelar di Bandung
Bandung.merdeka.com - Kota Bandung menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi Pemuda Islam Dunia bertajuk 'International Conference on Islamic Youth Education' (ICIYE) 2017. Acara yang digelar selama tiga hari dari 6-8 Oktober 2017 ini, diikuti oleh 136 peserta dari 57 anggota negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
President OIC Youth, Tantan Taufik Lubis mengatakan, konferensi pemuda Islam dunia yang digelar di Bandung ini merupakan yang pertama kali digelar di Indonesia. Â Melalui forum ini, menjadi ajang silaturahmi para pemuda Islam dari berbagai negara.
"Salain menjadi forum silaturahim leader anggota OIC (Organization of Islamic Cooperation) juga ingin menampilkan Indonesia banyak local wisdom yang perlu kita share, kita bagikan kepada seluruh pemuda2 di 57 negara anggota OKI," ujar Tantan kepada wartawan dalam acara pembukaan konferensi di Hotel Preanger, Jumat (6/10) malam
Kota Bandung kata Tantan dipilih sebagai tempat penyelenggaraan konferensi pemuda Islam dunia karena memiliki banyak potensi, terutama menjadi spirit bagi  bangkitan  negara Islam. Dia mengingatkan peristiwa Konferensi Asia Afrika (KAA) yang menjadi peristiwa bersejarah kemerdekaan negara Islam.
"Khususnya pada momentum Asia Afrika dulu, Indonesia menjadi sebuah negara yang mensponsori kemerdekaan pada negara-negara yang di jajah oleh para kolonial. Untuk itu kita ingin mengembalikan menjadi sebuah keniscayaan bagi generasi baru yang ada di Asia Afrika yang kebetulan menjadi anggota dari OIC," katanya.
Tantan menyebut, dalam koferensi ini akan mengupas tema-tema sentral dan strategis seperti isu ekonomi, agama, politik, pendidikan. Namun untuk tema besar yang akan dibahas soal pendidikan. Para peserta akan mengikuti diskusi, seminar, forum berbagi pengalaman dan budaya, dan festival. Selain itu para peserta juga akan mengunjungi beberapa tempat seperti Pesantren Daarut Tauhid, dan sejumlah kampus di bandung.
"Kegiatan kali ini meliputi diskusi, seminar-seminar, gathering, saling bertukar kultur, kemudian festival dan berbagai macam kegiatan yang akan dilakukan dalam persidangan yang ujungnya membuat sebuah kesepakatan, rekomendasi yang menyangkut politik sosial budaya, dan lainnya," ucapnya.
Tantan berharap  melalui acara ini dapat  menghimpun pemuda dari seluruh negara anggota OKI untuk sama-sama membangun kekuatan Islam.Â
"Negara-negara muslim dianggap terbelakang, dianggap sangat miskin. Untuk itu konferensi saat ini akan menggerakan pendidikan ekonomi, enterprenership bisa jadi sebuah tonggak bagi anak muda islam, berkarya mandiri melalui kemandirian ekonomi," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pemanfaatan IPTEK Kemenpora Sutiasih berharap melalui pertemuan pemuda-pemuda Islam dunia ini menjadi  ajang untuk berbagi pengalaman antar peserta. Sehingga dapat memberikan ilmu bagi para pemuda dari negara-negara Islam.Â
"Indonesia sebagai contoh best practice. Jadi disini ada kegiatan ini untuk mempromosikan pendidikan  Indonesia yang berdasarkan agama," pungkasnya.