HUT ke 207, Pemkot Bandung beri penghargaan pada 18 tokoh yang berjasa

Oleh Mohammad Taufik pada 26 September 2017, 11:10 WIB

Bandung.merdeka.com - Peringatan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-207 tahun ini dirayakan dengan cara berbeda. Tak hanya kegiatan-kegiatan hiburan dan upacara, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga memberikan penghargaan Bhakti Bandung Persada kepada orang-orang yang dianggap telah berjasa bagi kemajuan dan pembangunan Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, pemberian penghargaan ini merupakan tradisi baru pada HJKB tahun ini. Penghargaan Bhakti Bandung Persada menjadi bentuk apresiasi dan terima kasih Pemkot Bandung bagi para tokoh tersebut.

"Jadi ini tradisi baru memberikan penghargaan dari Walikota Bandung kepada mereka-mereka yang dianggap berjasa," ujar Ridwan Kamil kepada wartawan usai Upacara Peringatan HJKB ke-207 di Balai Kota Bandung, Senin (25/9).

Penghargaan diberikan dalam Upacara Peringatan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-207 di Balai Kota Bandung. Tokoh-tokoh yang dberikan penghargaan bukan hanya warga Bandung tapi yang dianggap memberikan kontribusi pengabdian di berbagai bidang mulai dari pendidikan, lingkungan, hingga kesejahteraan.

Pria yang akrab disapa Emil ini menyebutkan ada 18 orang yang dianggap memberikan pengabdian dan jasa besar bagi Kota Bandung. Di bidang lingkungan, Pemkot Bandung memberikan penghargaan kepada tokoh bernama Sariban. Sariban dinilai merintis dan memelihara lingkungan hidup secara konsisten.

Selain itu, dua pemadam kebakaran yang baru-baru ini gugur saat bertugas memadamkan kebakaran. Trisna Supriatna dan Imam Topik Hidayat dinilai mengabdi pada bidang pembangunan daerah

Pendiri Mayapada Group, Tahir, juga mendapatkan apresiasi penghargaan Bhakti Bandung Persada. Sebagai pengusaha, Tahir dinilai memberikan kontribusi di bidang pembangunan daerah. Tahir membantu pembangunan rumah sakit untuk masyarakat menengah ke bawah

"Beliau ini ada dua (jasa) selain rumah sakit juga mengadopsi seribu keluarga miskin Bandung untuk diasuh oleh beliau dengan aksesnya. Saya kira itu sangat luar biasa dengan program Family for Family. Kalau yang lain satu kalau Pak Tahir ambil seribu," ujarnya.

Ketua MUI Kota Bandung Miftah Farid juga mendapat penghargaan atas pengabdiannya dalam pembinaan ideologi dan kerukunan umat beragama. Sementara dua yayasan yakni Yayasan Ade Irma Suryani dianggap berjasa pada bidang pendidikan, olahraga, dan seni serta Yayasan Rumah Yatim Arrohman Indonesia diberikan penghargaan di bidang peningkatan kesejahteraan sosial.

"Kita harus menghormati mereka, mereka memberikan ekstra buat kemajuan Kota Bandung," katanya.

Gelar Festival Kesenian

Selain itu, Pemkot Bandung juga menggelar Festival Kesenian bertajuk 'Seni Bandung 1'. Kegiatan ini akan digelar selama sebulan penuh yang dimulai pada 25 September hingga 25 Oktober 2017. Dalam sebulan ke depan, akan ada 688 penampilan di 48 lokasi yang melibatkan 2475 orang seniman dari 156 kelompok seni.

Pagelaran dari kelompok teater Tatanggaranda dan Longser Ijuk didaulat menjadi penampil pembuka pada perhelatan Seni Bandung 1 yang digelar pada Minggu (24/9) malam. Keduanya mempertontonkan kesenian yang menghibur warga kota. Teater Tatanggaranda menyuguhkan pertunjukan teatrikal berbalut aksi permainan api. Sementara Longser Ijuk mengetengahkan pentas seni drama komedi khas Bandung.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil hadir untuk membuka langsung acara tersebut. Ditandai dengan prosesi pembacaan akad dan penyerahan buku kegiatan dari Direktur Eksekutif Seni Bandung 1 Iman Saleh, festival akbar itu resmi dimulai.

Pria yang akrab disapa Emil ini mengapresiasi kerja keras para seniman Kota Bandung yang telah mempersiapkan acara ini selama setahun. Baginya, Seni Bandung adalah mimpi yang akhirnya bisa terwujud.

"Selamat kepada para seniman yang telah bekerja keras selama setahun ini. Terima kasih saya haturkan yang sebesar-besarnya kepada Kang Iman Saleh beserta tim," ucap Emil.

Menurut Emil, Seni Bandung 1 adalah momentum refleksi dan kontemplasi bagi warga kota. Masyarakat diajak untuk tidak melulu hidup dalam dinamika urban, tetapi juga harus larut dalam kesenian yang memanusiakan.

"Senibandung ada agar kota ini tidak jadi mesin ekonomi tapi juga menjadi kota yang berbudaya, kota yang memiliki jiwa," ucapnya.

Emil berharap agar kegiatan Seni Bandung ini bisa menjadi agenda rutin tiap tahun. Ia mempersilakan para seniman untuk mengaktivasi kegiatan ini agar menjadi ruang kreasi bagi mereka. Pemerintah kota mewadahi dengan memberikan fasilitas dan dukungan yang diperlukan.

"Kepada Disbudpar Kota Bandung, tahun ini saya sudah instruksikan untuk lebih mengedepankan kebudayaan di atas pariwisatanya. Agar budaya ini bisa lebih hidup di kota yang kita cintai bersama ini," katanya memungkasi.