Perhumas Jabar jajaki kerja sama dengan KBRI Thailand

Oleh Farah Fuadona pada 05 Agustus 2017, 15:57 WIB

Bandung.merdeka.com - Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia BPC Jawa Barat Bandung menjajaki sejumlah kerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Thailand.

Hal tersebut mengemuka banyak, selain pembahasan terkait aktivis kehumasan, pada audiensi Perhumas Indonesia BPC Jawa Barat Bandung ke KBRI Thailand di Petchaburi Road, Bangkok.

Rombongan dipimpin Ketua Perhumas Indonesia  BPC Jawa Barat Bandung N. Nurlaela Arief, Pembina Perhumas Prof. Neni Yulianita dan Prof Soleh Sumirat, Sekum Muhammad Sufyan Abd, dan Waketum Indra Ardiyanto.

Turut hadir Manager Humas PT Len, serta akademisi humas dari Unpad, Unisba, Unla, dan TelU. Rombongan diterima langsung Dubes Indonesia untuk Thailand Ahmad Rusdi, Wakil Dubes Toeferry Pramanda Soetikno, Konselor Informasi dan Sosial Budaya Dodo Sudradjat, dan jajaran KBRI tersebut.

N. Nurlaela Arief, Ketua Perhumas BPC Jawa Barat Bandung yang juga Head of Corporate Communication Biofarma, mengatakan, audiensi ditujukan untuk meningkatkan wawasan, pengalaman, dan networking pengurus dan anggota perhumas bandung Jawa Barat.

"Alhamdullilah kami disambut dengan hangat dan positif setelah berkirim surat resmi dan menyampaikan peran peran Perhuma, khususnya terkait penyelenggaraan Konvensi Nasional Humas di Bandung dan penerbitan buku Indonesia Bicara Baik," katanya dalam keterangan pers yang diterima Merdeka Bandung, kemarin.

Menurut Lala, panggilannya, Perhumas ingin bersinergi dan turut berperan dengan kemenlu khususnya KBRI dalam membangun reputasi Indonesia di kancah internasional.

"Tugas KBRI membangun reputasi dan Perhumas memiliki keahlian khususnya terkait diplomasi dan PR. Fokusnya di diplomasi publik seperti keperluan dalam penanganan manajemen isu dan pengelolaan krisis," ujarnya.

Ahmad Rusdi mengatakan, pihaknya sangat menyadari pentingnya komunikasi publik, terlihat dengan penyediaan berbagai sarana komunikasi digital dengan sekitar 3.000 warga Indonesia di negara gajah tersebut.

"Silahkan di-google, minimal sebulan sekali muncul nama Ahmad Rusdi di media daring mainstream tanah air minimal sebulan sekali. Dulu bahkan bisa dua minggu sekali ketika kami bertugas di Kedubes RI di Yunani," katanya.

Dia mengatakan, dengan situasi demikian, rekrutmen diplomat ahli komunikasi massa juga belakangan banyak dilakukan Kemenlu. Namun demikian, saat ini memang sedang moratorium diplomat yang biasanya rekrut 100 orang dalam satu angkatan.

Kesempatan terbuka, sambung dia, untuk magang mahasiswa Indonesia 10 orang setiap bulannya di kedubes tersebut. Kedutaan bahkan memberikan transport lokal bagi para mahasiswa, dan antrian magang sudah terisi sampai Maret 2018 nanti.

Lala mengatakan, pihaknya senang atas kesempatan itu, sehingga mahasiswa Fikom bisa magang di KBRI guna mendapatkan pengalaman kerja yang komprehensif dari aspek budaya, pariwisata, dan kedinasan sesuai fungsi yang ada di KBRI. Sejumlah pengurus dan anggota juga menindaklanjuti dengan berbagai wacana kerjasama tersebut.

Tag Terkait