Pemetaan kawasan Sudirman akan diangkat dalam AA Streetware Bandung

Oleh Mohammad Taufik pada 11 Juli 2017, 16:03 WIB

Bandung.merdeka.com - Kawasan heritage di Bandung tak hanya Braga yang selama ini diminati oleh banyak wisatawan. Namun, kawasan Sudirman pun merupakan daerah heritage yang justru kurang diperhatikan. Lewat AA Streetware Bandung yang gelaran simposiumnya akan diselenggarakan pada Rabu (12/7) di Galeri Arsitektur ITB, kawasan Sudirman akan dilakukan pemetaannya.

AA Streetware Bandung merupakan rangkaian kegiatan workshop desain arsitektur dan simposium arsitektur, kolaborasi antara Bandung Creative Coty Forum (BCCF), Program Studi Arsitektur ITB, Architectural Association (AA) School of Architecture, London dan Komite Ekonomi Kreatif Kota Bandung.

Ketua BCCF, Fiki Satari mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama yang melibatkan penta helix stakeholders yakni akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media untuk pengembangan ekosistem ekonomi kreatif sub sektor arsitektur yang juga akan menguatkan posisi Bandung sebagai kota desain dunia dalam jejaring kota kreatif versi UNESCO.

"AA Streetware merupakan bagian dari AA Visiting School sebuah program lokakarya riset intensif yang telah hadir di berbagai belahan dunia, untuk mendorong berbagai eksperimen di bidang arsitektur," ujar Fiki saat jumpa wartawan di Simpul Space #3, Jalan Taman Cibeunying, Selasa (11/7).

Program AA Streetware 2017 akan dilaksanakan di Bandung dengan mengambil studi kasus Kawasan Sudirman sebagai daerah pusat kota yang memiliki nilai kesejarahan dan perekonomian atau perdagangan.

Metodologi AA Streetware akan dilakukan dengan cara melakukan proses pemetaan komponen-komponen tangible dan intangible kondisi eksisting yang kemudian akan menjadi dasar pengembangan konsep baru aktivasi Kawasan Sudirman yang memperhatikan hubungan antara bangunan dan kota, aktivitas dan pengguna, aspek fisik dan budaya.

"Dengan adanya pendekatan yang berbeda diharapkan akan mentransformasikan kawasan Sudirman Bandung menjadi pusat baru ekonomi kreatif dimana di dalamnya subsektor lainnya seperti kuliner dan desain akan berkembang dengan subsektor arsitektur sebagai gerbong utamanya," jelas Sekretaris BCCF, Shinta.

Tak hanya simposium, diselenggarakan pula workshop yang diselenggarakan mulai 4 hingga 15 Juli 2017 mendatang. Dalam kegiatan yang berdurasi kurang lebih sepuluh hari tersebut peserta bersama para mentor melakukan rangkaian kegiatan seperti kuliah instruksional dari ebbetaoa narasumber dan praktisi, survei lapangan, serta workshop desain.

AA Streetware pertama kali hadir di George Town, sebuah kota cagar budaya di Penang, Malaysia. Setelah secara konsisten melaksanakan lokakarya di Penang selama tiga tahun, AA Streetware lalu mulai mencoba pendekatannya di kota-kota di Asia Tenggara lainnya, yaitu Kuala Lumpur, Cebu, dan tahun ini hadir di Bandung.

Tag Terkait