Ini cara Ridwan Kamil bikin tarif LRT Metro Kapsul murah

Oleh Mohammad Taufik pada 17 Mei 2017, 20:05 WIB

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung terus mengebut rencana pembangunan LRT Metro Kapsul yang akan dibangun pada tahun ini. Selain urusan perizinan, Pemkot Bandung juga mulai menjajaki kerja sama untuk urusan kemitraan.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, untuk investasi transportasi pasti disubsidi oleh pemerintah. Untuk itu dirinya mengarahkan untuk membangun kemitraan dengan PT PP melalui skema bisnis.

"Tidak ada investasi transportasi yang hanya mengandalkan harga tiket, di seluruh dunia juga tidak ada, pasti ada subsidi pemerintah. Jadi metro kapsul juga kalau tidak ada subsidi harga tiketnya pasti mahal kan, dan warga gak akan pakai kan. Nah subsidinya bisa dua datang dari APBD atau dari sebuah skema bisnis. Nah Saya arahkan jangan pakai uang APBD kalau bisa, diarahkan pakai skema bisnis," ujar Ridwan kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Rabu (17/5).

Pria yang akrab disapa Emil itu menyebut, kerja sama tersebut akan melibatkan BUMD. Hasil profit dari kerja sama tersebut selanjutnya digunakan untuk pemberian subsidi.

"Akhirnya, nanti yang akan mengerjakan metro kapsul silakan bermitra dengan BUMD-BUMD di Bandung melakukan kerja sama bisnis yang baik, sesuai aturan, regulasi. Nah nanti hasil dari profitnya itu bisa dipakai mensubsidi harga tiket dari transportasi. Jadi semuanya bahagia, tiketnya murah, subsidi pemerintah ada tapi bukan dari APBD dari urusan bisnis, nanti BUMD-nya terserah mana saja. Misal dengan PD Pasar, bisa dengan PDAM," ungkapnya.

Kerja sama tersebut, kata Emil, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memanfaatkan aset milik BUMD.

"Intinya manfaatkan aset yang ada di Bandung dari pada nganggur, silakan dimanfaatkan yang hasilnya untuk kepentingan publik," ucapnya.

Dengan adanya kerja sama tersebut, mekanisme ini akan menguntungkan semua pihak. Warga akan mendapatkan tiket terjangkau, pemerintah pun tidak perlu mengeluarkan dana APBD. Di samping itu, ada proses bisnis yang menguntungkan antara BUMN dan BUMD.

"Harga tiket bisa Rp 7-10 ribu, segitu masih oke. Tapi kalau enggak pakai subsidi bisa sampai 20 ribu," ujarnya.

Sementara itu Dirut PD Pasar Bermartabat Kota Bandung Ervan Maksum menambahkan, proses bisnis ini perlu dilakukan, utamanya untuk meningkatkan valuasi dan pendapatan pasar. Saat ini, PD Pasar Bermartabat memiliki banyak aset di beberapa titik, baik berupa lahan maupun fasilitas. Aset-aset tersebut lantas akan dikerjasamakan untuk kepentingan kedua belah pihak.

"Pasar itu bukan cuma ada di ruangan kosong, dia kan bisa tumbuh ketika dia berkoneksi dengan jalan. Kalau macet bisa jadi tidak laku lagi," katanya.

Menurut dia, pasar yang terkoneksi dengan akses transportasi akan memiliki nilai tambah. Sebagai wadah pertemuan ekonomi, pasar membutuhkan dukungan transportasi memadai untuk membuka jalur akses konsumen untuk datang. Sebaliknya, jika tidak ada didukung dengan akses tersebut, pasar akan sulit bertahan.

Pada pembangunan moda transportasi berbasis rel ini, metro kapsul akan melewati jalur-jalur ekonomi tersibuk di Kota Bandung. Beberapa titik stasiun rencananya akan dibangun di lahan milik PD Pasar Bermartabat. Di stasiun-stasiun tersebut, pengembang akan menciptakan ruang-ruang ekonomi baru yang bisa dimanfaatkan untuk menambah pendapatan negara maupun sarana pengembangan ekonomi masyarakat.

"Tugas kita sekarang adalah bagaimana kita meningkatkan utilisasi pasar ini untuk menumbuhkan pasar agar disenangi orang dengan kerja sama yang akan kita lakukan sekarang," tuturnya.

Tag Terkait