NasDem tetap dukung Emil meskipun lewat jalur independen

Oleh Mohammad Taufik pada 15 Mei 2017, 11:38 WIB

Bandung.merdeka.com - Partai Nasional Demokrat (NasDem) menyatakan, tidak keberatan jika Ridwan Kamil kemudian mengambil langkah melalui jalur independen. Bahkan NasDem juga akan membantu pengumpulan KTP jika itu menjadi syarat jika Emil, sapaan akrab Ridwan, ingin maju dari perseorangan‎.

‎"Kalau Kang Emil pilih independen, NasDem akan tetap support dukung Kang Emil dan kita juga akan bantu untuk kumpulkan KTP," kata Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustopa, Senin (15/5).

Bukan cuma itu, NasDem juga menyatakan tak melarang ‎jika Emil ada keinginan ikut penjaringan calon gubernur Jawa Barat yang digelar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jabar.

Seperti diketahui, DPD PDIP Jabar akan membuka penjaringan calon kepala daerah untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018, termasuk penjaringan calon gubernur untuk bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018. Penjaringan calon kepala daerah akan dibuka untuk umum mulai 20 Mei hingga 6 Juni 2017 mendatang.

"NasDem tidak akan pernah memagari Kang Emil, harus dengan partai ini, harus dengan NasDem, enggak. Kang Emil kita beri kebebasan untuk berkomunikasi," katanya.

Menurut Saan, dengan semakin banyaknya partai yang mendukung dan mengusung Ridwan Kamil, maka semakin baik bagi NasDem. "Artinya, dari segi kohesivitas kelompok-kelompok politik menjadi sangat kohesif dan itu baik buat Jabar ke depan. Semakin banyak partai yang dukung Kang Emil maka semakin baik," ujarnya.

Safari politik Ridwan Kamil ke Karawang

Sementara itu, jelang Pilgub Jabar, Ridwan Kamil kembali melakukan safari politiknya, Minggu (14/05). Emil didampingi Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustofa disosialisasikan di Kabupaten Karawang.

Dia tiba di Kampung Buta-buta, Desa Pasirukem, Kecematan Cimalaya Kulon, Kabupaten Karawang, sekitar pukul 14.15 WIB. Saat tiba di lokasi yang disambut Saan dan pengurus DPW NasDem Jabar lainnya, Emil menyambangi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bani Hasan.

Di sana dia berdialog dengan pengurus Madrasah dan perwakilan tokoh masyarakat Desa Pasirukem. Dialog yang digelar di ruang kelas membicarakan seputaran tentang pendidikan di kampung tersebut. Emil mengingatkan, sejauh ini pendidikan adalah pondasi sebuah negara. Melalui sarana sekolah, sudah seharusnya bangsa Indonesia tidak ada anak yang tidak mengenyam pendidikan.

"‎Karena anggaran pendidikan sangat dominan dalam APBN kita. Sehingga kalau luput (pendidikan) dikita ini sama dengan merusak masa depan. Menghancurkan negara dimulai dari kurangnya pendidikan. Makannya kalau anggaran besar tapi kualitas pendidikan masih rendah berarti masih harus ada yang diperbaiki," kata Emil yang tampak mengenakan peci dalam dialog itu.

"Saya ini bukan terlahir orang kaya, saya juga enggak punya keturunan orang kaya. Tapi saya begini karena saya sekolah," lanjut Wali Kota Bandung tersebut.

Sehingga dia juga mengingatkan pada warga setempat untuk bisa memilih pemimpin berdasarkan rekam jejaknya. Bukan hanya melihat dari popularitas saja. "Pilih rekam jejaknya. Bukan karena ganteng, atau karena tak kenalnya. Dan apakah mampu membawa perubahan atau tidak. Kalau populer saja buat apa. Mimpi lima tahun tidak akan tercapai nantinya," ujarnya.

Pantauan merdeka.com, usai menyambangi madrasah Emil mendatangi lapangan voli pertamina. Menyusuri jalan, Emil sesekali menyapa warga dan menyalaminya. Di lokasi itu serangkaian kegiatan sudah dilaksanakan sejak pagi.

Saat diwawancara kembali, Emil mengaku, kehadirannya Karawang adalah bagian dari ikhtiarnya untuk menjadi Gubernur Jabar. Tanpa mengabaikan tugas sebagai wali kota Bandung, Emil menyebut sosialisasi sah dilakukan karena menggunakan hari libur.

"Setelah NasDem mendukung saya tentunya kita banyak koordinasi yang baik melakukan sinkronisasi. Saya sebagai wali kota menjaga etika waktu. Kalau senin jumat Hak warga bandung kerja full tidak ada perubahan. Hanya saja ada di akhir pekan karena Jawa Barat luas dengan 27 kota kabupaten," katanya.

"Sehingga tidak bisa diselesaikan prosesnya selama 3 bulan seperti Jakarta dalam setahun dicicil dari kota ke kota kab ke kab dengan Cara yang sebaik-baiknya mendekati warga atau warga mendekati dan inilah contohnya," terang Emil.

Tag Terkait