Populasi sapi lokal turun, pemerintah impor daging sapi dari India

Oleh Mohammad Taufik pada 05 Mei 2017, 13:43 WIB

Bandung.merdeka.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, untuk menghindari lonjakan harga daging sapi jelang Ramadan, pemerintah pusat melalui Bulog akan memasok daging sapi beku impor ke pasar tradisional. Pihaknya telah mengimpor daging sapi beku dari India untuk memenuhi kebutuhan stok sapi dalam negeri.

"Daging sekarang yang ada di bulog ada 40 ribu ton daging dari India. Yang sudah disiapkan lagi untuk masuk 51 ribu ton. Daging sapi impor yang sedang ada di pasar, distributor, para importir itu lebih dari 40 ribu ton," ujar Enggar kepada wartawan di sela kunjungannya ke Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (5/5).

Enggar menyebut, saat ini harga daging sapi di pasaran tergolong cukup tinggi yakni sebesar Rp 120 ribu per kilogram. Dengan adanya daging impor beku tersebut, dijual dengan harga yang lebih murah yakni sebesar Rp 80 ribu per kilogram.

"Segera kita akan masukan di sini (pasar tradisional) daging beku dari Bulog dengan harga jual maksimum Rp 80 ribu biar masyarakat ada dua pilihan. Sementara ini masyarakat masih menganggap bahwa daging beku itu kurang manis dan sebagainya, padahal daging beku itu lebih higienis. Tapi biar masyarakat memilih dengan kualitas yang bagus itu ada dua pilihan," katanya.

Lebih lanjut Enggar mengatakan, kebijakan impor sapi dipilih, salah satunya karena populasi sapi di tanah air menurun drastis. Hal ini sudah terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Untuk itu, kebijakan impor daging diambil pemerintah agar populasi sapi yang ada bisa terus produktif. Sehingga sapi-sapi lokal di dalam negeri tidak dipotong lebih dulu untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat.

"Nah program ini kenapa kita masukan impor dagingnya, supaya sapi yang produktif itu tidak dipotong dulu. Karena makin dipotong makin habis kita sapinya. Nah kemudian ada program dari bapak menteri pertanian untuk meningkatkan populasi sapi baik dari sapi indukan, kemudian dari program SIWAB (sapi wajib bunting). Jadi ini untuk meningkatkan populasi sapi ini tidak mungkin sekaligus. Di NTT sekarang sudah habis, yang indukannya aja dipotong," paparnya.

Dia menjamin dengan adanya kebijakan impor daging sapi ini, ketersediaan daging sapi selama empat bulan ke depan dipastikan aman. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan stok maupun harga daging karena pemerintah selalu berupaya untuk menjaga stok dan kestabilan harga.

"Jadi sampai empat bulan ke depan aman. Jangan ada kekhawatiran karena kita semua bersama-sama Pak Wali bersama kadisperindagnya dan juga tim pengendalian pangan mengawasi betul betup untuk upaya-upaya spekulasi untuk menahan stok pasti kita tindak. Daging beku nanti segera masuk ke pasar. Karena mereka (pedagang) ada freezer dan ada cold storage. Jadi ga ada masalah," ujarnya.