Pemkot akan bangun skate park berkelas internasional di Gedebage

Oleh Mohammad Taufik pada 14 April 2017, 18:36 WIB

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung berencana membangun skate park berkelas internasional di kawasan Rancanumpang, Kecamatan Gede Bage, tahun ini. Skate park berkelas internasional tersebut disebut-sebut akan melebihi The Amplitude skate park Bali.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, skate park ini akan dibangun di atas lahan seluas 4000 meter persegi.

"Kami ingin kerja sama membangun Bandung internasional skate park. Tanahnya sekitar 4000-5000 meter di daerah Cimencrang yang memang berdekatan dengan zona (stadion) Gelora Bandung Lautan Api," ujar Ridwan saat meninjau lahan yang akan dijadikan skatepark di Rancanumpang, Jumat (14/4).

Menurut Emil, skate park yang akan dibangun tersebut berada di atas lahan milik Pemkot Bandung. Emil menyebut bahwa skate park tersebut merupakan hadiah Pemkot Bandung untuk anak-anak muda Bandung yang ingin memiliki
skate park berkelas internasional.

"Karena yang terbaik kan sekarang ada di Bali secara kualitas, mudah-mudahan kami nanti punya yang lebih baik dan besar dari Bali. Sehingga tempat ini tidak hanya urusan skate park tapi ada digabung dengan namanya distro anak muda Bandung dan ada sekolah serta ada panggung untuk kegiatan musik. Ini agar punya prestasi juga tempat salurkan olahraga," kata Emil.

Adapun untuk sumber pembiayaannya sendiri, lanjut Emil, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak swasta. Ditargetkan pembangunannya dimulai tahun ini.

"Nanti biaya kemungkinan 100 persen swasta berapa nilainya belum kami hitung karena baru disurvei sekarang. Daripada lahannya tidak termanfaatkan secara tata ruang kan ini menjadi kota baru dengan segala fasilitas. Pembuatannya selama setahun, dua bulan kita mulai perizinan dan lain lain," ungkapnya.

Disinggung terkait dampak dari pembangunan yang akan membuat lahan persawahan di Bandung semakin sempit, Emil menampik hal tersebut. Menurut dia lahan yang berada di kawasan Bandung Teknopolis tersebut secara peruntukan sudah tidak memungkinkan memiliki lahan persawahan.

"Sawah akan kami arahkan ke timur lagi sebagai sawah abadi ini juga kan tanah pemkot yang digarap warga setempat. Kalau bicara sempit tidak sempit semua di Kota Bandung dulunya sawah," ujarnya.

Emil menambahkan, "Jadi jangan dinegatifkan seolah olah kalau sawah hilang. Dulu juga semua tempat tinggal adalah persawahan perlebakan dan lainnya. Itulah kenapa tata ruang dibuat secara proporsional dimana lokasi persawahan yang tidak terganggu permukiman dan yang harusnya dikonversi karena metropolitan. Bandung bukan kota pangan. Jadi sawah abadi ke arah cibiru."

Tag Terkait