Melihat Indonesia 100 tahun lalu dari kacamata warga Jepang

Oleh Muhammad Hasits pada 22 Februari 2017, 11:09 WIB

Bandung.merdeka.com - Di balik penjajahan yang dilakukan Jepang di Indonesia pada zaman dahulu, ada banyak cerita tak terungkap. Salah satunya adalah kisah masyarakat Jepang di Indonesia pada 100 tahun silam. Banyak yang tak tahu cerita tentang pandangan Indonesia di mata masyarakat Jepang kala itu.

Adalah Aoki Sumio, warga Jepang yang mengemas cerita perihal Indonesia di mata masyarakat Jepang pada era Hindia Belanda 100 tahun lalu. Uniknya, kisah yang dituangkan oleh Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Chubu University Jepang itu diceritakan lewat kartu pos bergambar foto.

Aoki berujar, sejak lama dirinya mencoba mencari tahu dan menggali informasi soal Indonesia. Satu hal yang ia ketahui setelah menggali beragam informasi, bahwa ada hubungan sejarah yang belum terungkap selama ini dan justru sangat menarik bila diceritakan saat ini lewat sebuah buku.

"Banyak sekali sejarah Indonesia soal Jepang tapi tidak terdokumentasikan dengan baik. Makanya selama lima tahun menanti, akhirnya buku dengan judul "Indonesia Di Mata Masyarakat Jepang Di Hindia Belanda 100 Tahun Yang Lalu Dalam Kartu Pos Bergambar Foto" sudah siap diluncurkan," ujar Aoki kepada Merdeka Bandung, Selasa (21/2).

Bekerjasama dengan Pusat Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Pajajaran sebagai penerjemah, buku yang akan resmi diluncurkan pada Jumat (24/2) mendatang itu dibuat dalam dua bahasa dalam satu buku yakni Indonesia dan Jepang.

Terdapat 288 halaman, di mana isi dari buku ini merupakan kisah perihal masyarakat Jepang di Indonesia 100 tahun lalu, perempuan Jepang di Indonesia 100 tahun lalu, kartu pos bergambar foto sebagai peninggalan Jepang 100 tahun yang lalu, dan gambaran masyarakat Jepang dalam kartu pos bergambar foto yakni peninggalan para ahli foto Jepang.

Kemudian ada pula Indonesia bagian timur, kartu pos bergambar foto di Sumatera, Jawa, Bali, serta kartu pos bergambar foto Indonesia yang dijual di Jepang.

Aoki menjelaskan, buku ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama, tentang keberadaan orang Jepang diberbagai tempat di Indonesia 100 tahun lalu serta di mana mereka membentuk komunitas Jepang lokal dan mendirikan asosiasi orang Jepang dengan sebutan Nihonjinkai.

Bagian kedua menampilkan koleksi kartu pos bergambar foto pada zaman Hindia Belanda milik koleksi penulis sendiri. Foto berbagai tempat di Indonesia pada kartu pos tersebut dibuat oleh ahli foto orang Jepang dan toko-toko Jepang.

"Harapannya semoga buku ini mampu menambah halaman baru di dalam sejarah hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jepang," ujar pria yang pada tahun 1975 belajar bahasa Swahili di Kenya itu.