Blak blakan Wali Kota Risma bangun sistem anti-korupsi di Surabaya

Oleh Mohammad Taufik pada 11 Januari 2017, 12:37 WIB

Bandung.merdeka.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diundang menjadi salah satu pembicara dalam acara Workshop Anti Korupsi yang digelar PT Pos Indonesia (Persero) di Graha Pos Indonesia, Jalan Banda, Kota Bandung Rabu (11/1). Risma pun blak blakan mengenai upayanya membangun sistem pemerintahan yang bebas korupsi dan gratifikasi di Kota Surabaya.

Risma menuturkan, seluruh pelayanan publik di Surabaya telah menggunakan sistem elektronik, seiring dengan sistem smartcity yang telah dibangun. Sehingga tidak lagi menggunakan pola kovensional dengan adanya pertemuan tatap muka antara masyarakat dengan birokrat.

"Jadi yang saya lakukan, saya harus menciptakan suatu sistem dimana sistem itu semaksimal mungkin harus bisa menolak atau menangkal (korupsi). Karena dengan sistem itu layanan kami menggunakan sistem elektronik. Jadi mulai dari dasar, antrean rumah sakit, mulai apapun itu kita lakukan dengan sistem elektronik. Sehingga dengan demikian sudah tidak perlu lagi ketemu sama orang, sehingga itu memangkas adanya pungutan pungutan tadi," ujar Risma.

Dia mencontohkan, untuk mengurus akta kelahiran di Surabaya tidak perlu lagi datang ke kantor dinas. Tetapi cukup melalui aplikasi (mobile apps) di handphone. Begitu juga untuk mengurus perizinan, tidak perlu lagi datang ke kantor.

"Jadi mengurus akte kelahiran itu tidak perlu datang, cukup dengan mobile apps. Kemudian nanti tiga hari kemudian karena kertasnya itu tertentu, sehingga kita cetak kemudian dikirim melalui pos dan nanti datang (ke rumah). Tapi untuk surat izin enggak perlu datang sama sekali. Nanti izinnya kita kirim pake nomor telepon itu bisa dicetak sendiri," katanya.

Risma mengungkapkan, cara tersebut dinilai efektif untuk memberantas adanya pungutan-pungutan liar. Salah satu buktinya juga, dia menyebut Kota Surabaya menjadi kota paling berintegritas di Indonesia.

"Alhamdulillah sangat efektif. Relatif kita selalu enggak pernah keluar untuk nomor dua di KPK untuk integritas. Kalau di (Pulau) Jawa nomor satu, kalau di kota - kota besar kita nomor satu," katanya.

"Semua sudah menggunakan itu, makanya seluruh taman kami sudah free wifi, kemudian kita siapkan elektronik kios untuk daftar sekolah. Semua transparan enggak ada yang kita sembunyikan. Jadi antre rumah sakit sudah enggak ada, semua sudah pakai sistem itu (elektronik)," ujarnya.

Tag Terkait