Dishub Kota Bandung imbau supir bus tidak nyalakan klason 'telolet'

Oleh Farah Fuadona pada 22 Desember 2016, 18:46 WIB

Bandung.merdeka.com - Fenomena 'om telolet om' mendadak menjadi viral di media sosial beberapa hari terakhir. Fenomena ini hampir menjalar ke seluruh daerah, termasuk Kota Bandung.

Namun demikian, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi mengimbau kepada para sopir bus untuk tidak menyalakan klakson 'telolet'. Sebab penggunaan klakson telolet dinilai mengganggu.

"Untuk perkotaan kami harapkan tiadk menggunakan klakson telolet. Terlalu bising," ujar Didi saat dihubungi Merdeka Bandung, Kamis (22/12).

Didi membandingkan di negara yang peradaban lalu lintasnya sudah tinggi, penggunaan klaskon sudah sangat jarang. "Karena di negara yang peradaban berlalu lintasnya sudah tinggi, membunyikan klakson berarti marah. Maka di negara-negara tersebut sangan jarang terdengar bunyi klakson," katanya.

Terlebih lagi lanjut Didi, kerumunan warga di pinggir jalan yang sengaja meminta para sopir bus untuk membunyikan klakson 'telolet' dinilai sangat membahayakan keselamatan warga.

"Itu kan tren sesaat seperti batu akik. Jadi jangan buat kebisingan bila memang tidak diperlukan. Gunakan kebebasan yang tidak mengganggu privasi orang lain," kata Didi.

Seperti diketahui, kalimat 'om telolet om' mendadak menggemparkan dan menjadi viral di media sosial beberapa hari terakhir. Kalimat ini muncul dari aksi anak-anak yang tinggal di Jalur Pantura atau tinggal di daerah yang sering dilewati bus-bus besar. Saat bus melewati mereka, anak-anak itu meminta sopir menekan dan membunyikan klakson yang bunyinya memang mirip 'telolet'.

Fenomena 'Om Telolet Om' tak hanya sekedar menjadi perbincangan masyarakat di tanah air. Bahkan, selebritis dunia dibuat penasaran. DJ Snake, Oliver Heldens, Hardwell, Marshmello, Zedd hingga Martin Garrix ramai-ramai berkicau 'om telolet om'.