BPLH sebut penggunaan kemasan styrofoam di Bandung terus berkurang
Bandung.merdeka.com - Kepala BPLH Kota Bandung Hikmat Ginanjar menyebut tren penggunaan kemasan makanan/minuman berbahan styrofoam di Kota Bandung terus mengalami penurunan. Hal ini tidak terlepas dari sosialisasi yang terus digencarkan oleh pemerintah terkait larangan penggunaan styrofoam.
"Alhamdulilah secara fisik di lapangan mulai berkurang, barangkali tinggal beberapa hal harus kita tempuh. Kalau secara hitungan kita sedang menyusun nanti, mudah-mudahan dalam tiga bulan sudah hasil hitungannya," ujar Hikmat kepada Merdeka Bandung, Kamis (15/12).
Menurut Hikmat, saat ini mulai banyak produsen kemasan makanan/minuman menggunakan bahan ramah lingkungan seperti dari ampas tebu, ampas jagung dan ampas singkong. Hal ini tentunya menjadi solusi pengganti kemasan styrofoam yang sebelumnya banyak digunakan oleh pedagang.
"Bagaimana memberikan informasi, mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa ternyata memang ada kemasan-kemasan makanan minuman pengganti styrofoam," katanya.
Hikmat mengungkapkan, pihaknya akan terus mensosialisasikan kemasan makanan/minuman pengganti styrofoam. Ditargetkan semua pedagang sudah mulai beralih dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan.
"Secepatnya kita berharap sudah mulai berkurang. Nah sekarang secara bertahap di lapangan sudah tidak kelihatan banyak lagi styrofoam. Saya sih optimis kalau didukung oleh semua, pemerintah, pengusaha, media semua akan cepat tercapai," katanya.