Ridwan Kamil: Pemimpin itu harus jaga lisan biar tidak menyakiti
Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan, jadi pemimpin itu harus bisa menjaga lisan. Sebab pemimpin yang bisa menjaga lisan itu bisa menggerakkan hal kebaikan. Jika sebaliknya, kehancuran adalah konsekuensinya.
Hal itu disampaikan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dalam sambutan pada kegiatan 1212 yang digagas Pondok Pesantren (Ponpes) Darut Tauhid (DT) di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (12/12) pagi. Emil juga turut hadir dalam kegiatan Salat Berjamaah Nasional yang digelar di Masjid Pusdai Jabar.
"Jaga lisan, lisan. Berhati-hati menjaga lisan. Dengan lisan itu bisa menggerakkan, tapi juga menghancurkan," kata Emil.
Pria berkacamata itu kemudian mengilustrasikan ucapan-ucapan sang proklamator Soekarno yang membawa kemerdekaan untuk Indonesia. Kalimat-kalimat Presiden pertama Indonesia itu justru bisa menggelorakan semangat kemerdekaan untuk Tanah Air.
"Seperti lisan Bung Karno yang bisa memerdekaan Indonesia," terangnya.
Dengan lisan juga kata dia, bisa menghalalkan yang haram. Hal itu terjadi ketika dua insan disatukan dalam sebuah janji suci pernikahan. "Saya terima nikahnya, itu bisa menghalalkan yang haramkan," imbuhnya.
Oleh karena itu menjadi pemimipin itu ucapan adalah bagian penting dalam suatu pergerakan. Sebab jika pemimpin salah ucap, hal itu bisa menyakiti banyak manusia. Apalagi pemimpin adalah jabatan publik yang otomatis selalu jadi sorotan publik.
"Pemimpin harus menjaga lisan supaya tidak menyakiti yang mendengarnya. Pemimpin itu tidak ada yang abadi, tetap harus dijaga," ujarnya.
"Saya titip Bandung pada masyarakat. Doakan bandung supaya pemimpin itu bisa keluarkan keputusan adil," terangnya menambahkan.
Umat Islam makin kompak
Emil mengaku terkesima dengan banyaknya jemaah yang berbondong-bondong datang ke masjid untuk menunaikan salat subuh berjamaah. "Alhamdulillah semakin banyak umat datang semakin baik ya. Jadi artinya jangan hanya pada saat matahari terang yang sifatnya duniawi, tetapi juga rame pada saat ibadah seperti ini. Mudah-mudahan jadi kebiasaan yang baik," ujar Ridwan.
Emil berharap, dengan digelarnya kegiatan ini menjadikan umat Islam semakin kompak. Selain itu juga menjadikan pribadi muslim yang tetap hidup damai berdampingan dengan warga non muslim.
"Umat muslim makin kompak. Tapi juga hidup damai berdampingan dengan yang non muslim. Karena Indonesia ini kan dibangun atas keberagaman. Kuncinya saling menghormati, insyaalah selesai dan lancar baik lisan maupun perbuatan," katanya.
Emil mengungkapkan, dirinya datang ke Pusdai untuk memenuhi undangan Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid (DT) Aa Gym terkait milad DT yang acaranya berbarengan dengan Maulid Nabi. Acara kemudian dilanjutkan dengan jalan sehat dan tablig akbar.
"Kebetulan Pak Kapolri hadir. Sebagai penanggung jawab di kota, memastikan tamu-tamu dilayani dengan baik, karena banyak dari seluruh Indonesia juga memastikan acaranya lancar dan hadir kenapa datang subuh? ya salat subuh. Itu mah da kewajiban," ujarnya.